Liputan6.com, Jakarta PT Pegadaian (Persero) mendirikan Pegadaian Corporate University. Keberadaan kampus ini bertujuan menciptakan sumber daya manusia (SDM) dan talenta yang berintegritas serta kompeten di bidang industri keuangan.
Ini seiring dengan proses transformasi dalam upaya strategi pencapaian tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengatakan, unit pendidikan ini merupakan wujud peningkatan komitmen perusahaan untuk meningkatkan kompetensi SDM melalui program pendidikan yang berkualitas dan selaras dengan kebutuhan pengembangan bisnis dalam rangka mendukung sasaran strategis perusahaan.
Baca Juga
Advertisement
"Pegadaian Corporate University ini merupakan salah satu terobosan baik produk dan layanan yang didukung the latest technology, maupun pengembangan hard and softskill karyawan," jelas Sunarso saat meresmikan Pegadaian Corporate University di Jakarta, seperti dikutip Jumat (19/10/2018).
Dia menambahkan, untuk menciptakan SDM yang berkualitas diperlukan fasilitas yang mendukung pencapaian program tersebut.
[Pegadaian]( 3576238 "") CorpU menyediakan enam program akademi yakni akademi bisnis gadai, mikro, syariah, digital, operasional dan penjualan, serta supporting.
Di samping itu, terdapat beberapa program training non akademi seperti training induksi, tugas belajar, dan Individual Development Plan (IDP).
Pegadaian CorpU akan menjalankan 3 pola relationship yang meliputi Business to Business (B2B), Business to Education (B2E), dan Business to Society (B2S) relationship.
Ketiga pola relationship ini didasarkan pada manfaat yang saling menguntungkan dan merupakan salah satu strategi branding Pegadaian Corporate University.
"Jadi jangan dibayangkan bahwa berarti Pegadaian mendirikan sebuah universitas pada umumnya. Bukan itu. Corporate University bisa disebut sebagai sebuah entitas perusahaan yang menjalankan kegiatan pendidikan dan pengembangan karyawan serta penciptaan pengetahuan bagi karyawan sebagai alat strategis perusahaan untuk menciptakan learning organization yang dapat memberikan kontribusi signifikan kepada perusahaan," jelasnya.
Kedepannya, Sunarso mengungkapkan, untuk proses transformasi Pegadaian akan banyak melakukan terobosan baik produk dan layanan yang didukung the latest technology, maupun pengembangan hard and softskill karyawan.
Saat ini, Pegadaian masih menerapkan pola penganggaran biaya dengan pola corporate allocation yang artinya seluruh biaya dialokasikan dan menjadi beban perusahaan secara korporat.
"Manajemen saat ini komit untuk selalu meningkatkan alokasi biaya training setiap tahunnya dengan jumlah maksimal 5 persen dari biaya tenaga kerja. Bahkan ke depan tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan dengan pola partial cost recovery atau profit center model. Jadi, user atau unit kerja akan dibebankan biaya pelaksanaan training masing-masing, sehingga center model. Jadi, user atau unit kerja sehingga kontribusi CorpU akan lebih nyata," tutur dia.
Pegadaian Incar 2 Juta Nasabah Baru hingga Akhir 2018
PT Pegadaian (Persero) incar sekitar dua juta nasabah baru, sehingga total nasabah akan menjadi 11,5 juta orang hingga tutup tahun 2018.
Direktur Utama PT Pegadaian Sunarso menjelaskan, untuk target ke depan pihaknya hendak menjadi perusahaan keuangan terkemuka di Tanah Air. Selain itu juga agen inklusi keuangan.
"Sehingga di tahun-tahun kedepannya akan ada banyak peluang dan rencana masa depan Pegadaian untuk bertransformasi lebih baik lagi dalam melayani masyarakat," ujar Sunarso dalam sebuah keterangan tertulis, Jumat (24/8/2018).
Baca Juga
Dia juga menerangkan, bila transformasi untuk fokus bisnis Pegadaian saat ini masih institusi pinjaman gadai, sehingga ke depannya menjadi institusi multi-finance dengan portofolio unsecured-lending yang cukup besar.
Kemudian pada model operasional saat ini, ia menambahkan, Pegadaian masih menggunakan sistem tradisional paper-based. Ditambah berdasarkan kepada penaksiran barang jaminan sehingga nantinya akan menjadi digital berdasarkan analisa barang jaminan dan profil nasabah.
Untuk transformasi channel penjualan, Pegadaian nantinya akan menjadi multi-channel cabang, sales force, agen digital. Lalu terkait transformasi fokus nasabah, saat ini perseroan fokus pada segmen mass market, serta hendak menjadi mass affluent.
Sunarso menyebutkan, beragam rencana tersebut dibuat agar perusahaan yang telah berusia 117 tahun ini dapat terus stabil menjalankan segmen bisnisnya. Sebagai catatan, pada 2017, Pegadaian memiliki 9,5 juta nasabah dengan penghasilan laba mencapai Rp 2,5 triliun.
"Kami menargetkan pada tahun 2018 nasabah Pegadaian naik 2 juta orang. Jika tahun 2017 kami melayani sebanyak 9,5 juta maka tahun 2018 meningkat 11,5 juta orang," pungkas Sunarso.
Advertisement