Kebiasaan di Pagi Hari Ini Ampuh Bikin Badan Lebih Sehat

Membiarkan sinar matahari masuk dengan membuka tirai jendela lebar-lebar membuatnya membunuh bakteri penyebab penyakit

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Okt 2018, 07:00 WIB
Sinar matahari pagi hari membunuh bakteri (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Bila ingin lebih sehat, mulailah pagi hari dengan membuka tirai jendela. Sebuah studi menunjukkan bahwa kebiasaan tersebut membuat sibisa menurunkan risiko orang terkena bakteri.

Melansir New York Post, Minggu (21/10/2018), studi baru menunjukkan bahwa jika Anda tidak membuka tirai jendela  di pagi hari, kemungkinan jatuh sakit bisa lebih besar.

Sinar matahari di pagi hari mampu membunuh bakteri penyebab penyakit yang hidup dalam debu. Sementara itu, kondisi yang lebih gelap malah membuat mereka berkembang.

Temuan yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Microbiome itu juga memperingatkan masalah yang muncul di kantor tanpa jendela.

"Manusia menghabiskan sebagian besar waktu di dalam ruangan mereka, di mana paparan partikel debu yang membawa bakteri, termasuk patogen yang dapat membuat kita sakit, tidak dapat dihindari," ujar pimpinan studi  Ashkaan Fahimipour.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:


Memahami bangunan yang ditempati

Sinar matahari pagi hari membunuh bakteri (iStockPhoto)

Jadi, bangungan atau rumah yang ditempati berperan penting dalam menentukan kesehatan seseorang. "Penting untuk memahami fitur bangunan yang kita tempati, mempengaruhi ekosistem debu dan bagaimana ini dapat mempengaruhi kesehatan kita," ujar Fahimipour.

Tim di University of Oregon, Amerika Serikat, melakukan penelitian dengan menciptakan sebelas kamar miniatur.

Kamar-kamar itu identik satu sama lain dan ditempatkan di berbagai tingkat cahaya. Setelah 90 hari, ruangan gelap memiliki jumlah bakteri dua kali lipat banyaknya.

"Kami berharap bahwa dengan pemahaman lebih lanjut, kami bisa merancang akses ke sinar matahari di gedung-gedung seperti sekolah, kantor, rumah sakit, dan rumah tinggal dengan cara yang mengurangi risiko infeksi akibat ditularkan oleh debu," kata Fahimipour menambahkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya