Liputan6.com, Beijing - Memiliki mobil sport sekelas Ferrari mungkin seperti mimpi menjadi kenyataan bagi sejumlah orang. Setidaknya, mempunyai Ferrari di garasi dan dikendarai di jalanan bisa menjadikan lambang kesuksesan dan kebanggaan tersendiri akan kerja keras yang terbayar.
Namun apa jadinya, memiliki Ferrari justru mendapatkan hal yang tak mengenakan. Setidaknya peristiwa ini dialami seorang pria sekaligus sang ayah bermarga Li, di kawasan Hangzhou, Zhejiang, China Timur.
Baca Juga
Advertisement
Disitat South China Morning Post, Sabtu (20/10/2018), Li yang menjabat sebagai eksekutif senior di sebuah perusahaan pengembang property dikucilkan lantaran mengantarkan anaknya dengan menggunakan Ferrari 488.
Insiden yang kini menjadi perbincangan hangat di seantero China, terkuak setelah bukti percakapan melalui pesan di layanan komunikasi pesan suara dan teks WeChat viral di media sosial Weibo maupun Twitter.
Awal mula insiden ini diketahui setelah Li mengantarkan anaknya dengan Ferrari 488, seorang guru mengatakan kepada Li agar dirinya tidak mengantarkan sang anak menggunakan mobil berlambang Kuda Jingkrak ke sekolah. Hal itu disarankan setelah ada keluhan dari orangtua murid.
Menurut guru yang tak disebutkan identitasnya itu, menggunakan mobil sport ke sekolah dapat menimbulkan kesenjangan sosial sehingga bisa menimbulkan kesan tidak kondusif antar persekutuan siswa.
“Itu tidak benar (mengantarkan anak menggunakan mobil Ferrari ke sekolah). Anda tidak boleh pamer, tidak peduli seberapa kaya Anda,” ucap salah satu orangtua.
“Jika hanya ingin mengantarkan anak ke sekolah, tidak bisakah Anda menggunakan mobil biasa? Anda juga tidak kekurangan uang,” ucap orangtua yang lain.
Kerja Keras Li
Meski banyak cuitan tak mengenakan, Li menolak melakukan permintaan para orangtua murid lainnya. Dia mengatakan, menggunakan Ferrari merupakan hasil kerja keras.
Dia juga menyatakan, uang yang didapatnya saat ini hanya untuk memberikan yang terbaik kepada puteranya.
“Jika (melihat orang lain) mengemudikan mobil balap melukai perasaan orang lain, maka anak-anak Anda terlalu sensitif," kata Li membela diri.
"Selain itu, mengapa saya harus membeli mobil lain hanya untuk melayani kebutuhan Anda?" ucap Li kembali.
Atas percakapannya tersebut, Li akhirnya dikeluarkan dari group WeChat orangtua murid.
Advertisement
Dibela Netizen
Atas peristiwa yang menjadi viral ini setidaknya telah mendapatkan lebih dari 30 ribu komentar.
Hanya saja, ada juga sejumlah netizen yang tidak setuju dengan sikap para guru yang mengeluarkan Li dari grup obrolan WeChat lantaran perbedaan pendapat.
Ada yang menyebutkan, seharusnya guru dan orangtua murid dapat menjadikan contoh bagi anak-anaknya untuk belajar nilai-nilai kehidupan.
"Guru dan orangtua yang tersinggung telah gagal mengajari anak-anak nilai-nilai yang benar tentang kehidupan dan uang," tulis seseorang.
"Bisakah mereka membuat produk mewah dan menghilang dari dunia?" sambung yang lainnya.
“Kesenjangan kekayaan adalah hal yang nyata. Lebih baik mendidik anak-anak untuk menghadapinya daripada menghukum orang lain karena mengendarai mobil sport untuk memamerkan kekayaan mereka,” kata warganet lainnya.