4 Tahun Jokowi-JK, Infrastruktur dan Percaya Diri Indonesia

Perjalanan 4 tahun sangatlah dinamis. Awal pemerintahan Jokowi diwarnai dengan pengadangan parlemen, sehingga Jokowi-JK saat itu praktis tidak memiliki kaki di pimpinan DPR dan alat kelengkapan Dewan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 20 Okt 2018, 11:03 WIB
Suasana sepi terlihat di proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek lintas pelayanan dua rute Cawang-Dukuh Atas di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (18/6). Seluruh proyek infrastruktur masih ditinggal mudik para pekerja. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan 4 tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla bukan hanya menciptakan beragam prestasi, tetapi beberapa pembangunan infrastruktur yang dinilai cukup membuahkan manfaat besar bagi masyarakat.

"Infrastruktur secara teknokratis dimaknai dalam peningkatan koneksitas, aksesibilitas, dan kemudahan mobilisasi serta ketersediaan daya pengungkit kemajuan. Dalam perspektif kebudayaan, infrastruktur itu memperkuat rasa percaya diri, optimisme dan membangun budaya kerja Indonesia berprestasi," ucap Hasto, Sabtu (20/10/2018).

Dia menuturkan, perjalanan 4 tahun sangatlah dinamis. Pada awal pemerintahan Jokowi diwarnai dengan pengadangan parlemen, sehingga Jokowi-JK saat itu praktis tidak memiliki kaki di pimpinan DPR dan alat kelengkapan Dewan. Ini berlangsung 1 tahun lamanya, dinamika politik yang tajam, penuh intrik kekuasaan.

"Dalam situasi political heavy penuh pengadangan di DPR tersebut, terbukti Pak Jokowi mampu merangkul, membangun keyakinan kolaborasi-gotong royong dengan seluruh komponen bangsa. Dalam empat tahun pemerintahannya, justru Jokowi-JK semakin menuai beragam prestasi," ungkap Hasto.

Dia menegaskan, peningkatan keadaban politik terpenting Jokowi adalah menghadirkan kekuasaan di rumah-rumah rakyat.

"Melalui tradisi blusukan, program Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, program e-warung, sertifikasi tanah untuk rakyat dan program kerakyatan lainnya," jelas Hasto.


Watak dan Karakter

(Liputan6.com/ Andi Muttya Keteng)

PDI Perjuangan, masih kata dia, menyoroti watak dan kepribadian pemimpin sebagai faktor dominan bagi bangkitnya optimisme bangsa. Menurut dia, banyak yang lupa bahwa penilaian utama seorang pemimpin itu dari watak dan karakternya.

"Pak Jokowi sosok yang tulus, merakyat, dan dengannya instrumen rasa penuh nilai-nilai kemanusiaan mengalir dalam keputusan politiknya. Maka kepemimpinan Pak Jokowi itu genuine, dan menyapa rakyat dengan salaman dan ketulusan. Maka rakyat pun datang penuh antusiasme dan tanpa jarak menyampaikan usulan program pada pemimpinnya," ungkap Hasto.

Watak kepemimpinan seperti itulah, kata dia, yang mampu membangunkan energi optimisme bangsa.

"Pak Jokowi sangat menghargai proses. Menguatnya rasa percaya diri bangsa di dunia internasional. Semua terjadi karena api perjuangan yang kembali menyala. Sebab tanpa api perjuangan yang menyala-nyala, suatu bangsa akan mati," dia memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya