Liputan6.com, South Wales - Hari itu, 21 Oktober 1966 atau tepat 52 tahun silam, tragedi longsor menimpa warga di kawasan Aberfan, dekat Merthyr Tydfyl, South Wales. Puncak dari kawasan tambang batu barat longsor.
Tumpukan tanah tambang menimpa sejumlah kawasan Aberfan. Salah satunya adalah sebuah sekolah di sekitar. Sekitar 144 orang tewas terkubur longsor. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak. Longsor terjadi begitu cepat, mengubur orang-orang di sekitar, yakni hanya sekitar lima menit.
Seperti dimuat BBC, peristiwa ini terjadi pada pagi hari, sekitar pukul 09.15 waktu setempat. Ketika itu, sebagian besar murid sudah berada di kelas untuk memulai pelajaran pertama dalam kegiatan belajar mengajar. Beberapa murid lainnya tengah berada di taman bermain.
Baca Juga
Advertisement
Pemerintah setempat langsung menerjunkan sekitar 2.000 tim untuk mengevakuasi korban. Namun cuaca buruk menjadi hambatan. Kabut asap menyelimuti kawasan longsor yang mempersulit tim untuk melakukan pencarian korban.
"Bencana ini dikhawatirkan bisa membuat satu generasi anak lenyap. Kami akan berusaha keras agar hal ini tidak terjadi lagi," ujar Menteri Negara Bagian Wales, George Thomas.
Seorang murid yang selamat, Dilys Pope menceritakan kejadian. "Kami mendengar suara gemuruh dan melihat barang-barang beterbangan. Meja-meja terbalik dan anak-anak berteriak."
Tim evakuasi menemukan 14 jenazah anak-anak di dalam kelas, sementara di luar kelas ada beberapa korban yakni orangtua murid yang terjebak lumpur.
Wakil Kepala Sekolah, Beynon, pun ditemukan tewas di lokasi. "Pak Beynon tewas dalam posisi tengah memeluk lima anak-anak di lengannya. Tampak ia berusaha menyelamatkan anak-anak," ujar seorang petugas penyelamat.
Petugas penyelamat tersebut juga mengungkapkan, saat dirinya baru sampai, ia mendengar banyak teriakan dari orang-orang yang terkubur dan terperangkap longsor. Banyak petugas menggunakan sekop untuk memindahkan puing-puing. Mereka bekerja tanpa henti selama 10 jam untuk mengevakuasi korban.
Selain di sekolah, ada tiga orang tewas di kawasan peternakan. Ada seorang ibu hamil yang sangat terpukul karena anaknya tewas.
Badan Pertambangan Nasional (NCB) menyebut curah hujan yang turun selama ini berlangsung tidak wajar, sehingga membuat tanah pertambangan longsor. NCB mengeluarkan 150 ribu poundsterling untuk merehabilitasi lokasi bencana pada tahun 1987.
Tanggal 21 Oktober juga diwarnai peristiwa bersejarah lainnya. Pada tahun 1600, Tokugawa Ieyasu mengalahkan lawan-lawannya dan mengukuhkan posisinya sebagai panglima paling kuat di Jepang.
Pada 21 Oktober 1939, saat perang dengan Jerman memanas, kabinet perang Inggris menggelar rapat pertamanya di bunker bawah tanah di London. Tanggal yang sama pada 1967 digelar "March on the Pentagon", protes keterlibatan AS di Perang Vietnam yang diikuti 50.000 demonstran.
Saksikan video pilihan di bawah ini: