Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla genap berusia 4 tahun pada Sabtu 20 Oktober 2018 kemarin. Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengatakan, banyak yang sudah dilakukan Jokowi, sehingga membuat rakyat Indonesia semakin cinta.
"Pengalaman personal saya dengan Pak Jokowi dan hasil observasi saya berinteraksi dengan masyarakat menyimpulkan, ada 4 hal yang membuat Pak Jokowi dicintai rakyat," ucap Grace, Jakarta, Minggu (21/10/2018).
Advertisement
Yang pertama, kata dia, Jokowi merupakan sosok pekerja keras. Hal ini bahkan terukir dari slogannya "kerja, kerja, kerja."
"Empat tahun ini, Jokowi telah menyelesaikan banyak proyek pembangunan bahkan yang diasumsikan tidak akan bisa diselesaikan," jelas Grace.
Dia melanjutkan, yang kedua, Jokowi dikenal sebagai sosok pemimpin sederhana, bersahaja, sabar, santun dan rendah hati, serta taat beribadah.
"Ini adalah karakter utama pemimpin yang sulit dicari tandingannya," ungkap Grace.
Ketiga, Jokowi berhasil memisahkan proyek pembangunan dan bisnis keluarganya. Di mana, baik istri, anak, dan mantunya membuka usaha sendiri yang tidak ada hubungannya dengan anggaran negara.
"Keempat, Pak Jokowi pemimpin yang energik. Beliau pemimpin yang tidak hanya duduk di Istana. Dia keliling mengecek pembangunan. Bertemu rakyat menangkap aspirasi mereka. Ini tidak mungkin dilakukan oleh pemimpin energik yang memiliki kesehatan fisik paripurna," kata Grace.
Angka Kemiskinan Menurun
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) telah memasuki tahun keempat memimpin Indonesia. Beberapa prestasi telah ditorehkan pemerintah, seperti salah satunya dilihat dari angka kemiskinan.
Dari data BPS menyebutkan, angka kemiskinan bisa ditekan hingga single digit menjadi 9,82 persen atau sekitar 25,95 juta jiwa pada Maret 2018 di masa pemerintahan Jokowi-JK.
Padahal pada Maret 2015 angka kemiskinan masih 28,59 juta jiwa atau 11,22 persen. Tidak hanya itu, angka pengangguran juga merosot. Pada Maret 2018 angka pengangguran sebesar 6,87 juta jiwa atau 5,13 persen. Dibandigkan pada Maret 2015, saat itu masih 6,18 persen atau 7,4 juta jiwa.
"Kita bersyukur apa yang kita kerjakan membuahkan hasil, kualitas kehidupan manusia dalam empat tahun terakhir terus membaik," ucapan Presiden RI Joko Widodo dalam Pidato Sidang Tahunan 2018, seperti ditulis Sabtu (20/10/2018).
Sementara itu, mengenai angka ketimpangan (gini ratio), pada Maret 2018 tercatat hanya 0,389. Sementara pada Maret 2015, angka gini ratio masih 0,408.
Hal ini tidak terlepas dari pemerataan pembangunan yang dilakukan selama ini. Hasilnya, meski tipis, ekonomi Indonesia terus tumbuh di tengah gejolak sentimen global. Pada 2015, pertumbuhan ekonomi RI 4,88 persen, pada 2016 5,03 persen, di 2017 sebesar 5,07 persen dan terakhir hingga semester 1 2018 pertumbuhan ekonomi RI 5,17 persen.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement