Penjelasan Saudi Soal Pembunuhan Jamal Khashoggi, Donald Trump: Saya Tak Puas

Presiden AS Donald Trump mengatakan ia tak puas dengan laporan Arab Saudi soal pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi. Kenapa?

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 21 Okt 2018, 16:04 WIB
Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump (AP/Nicholas Kamm)

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dirinya tak puas dengan laporan Arab Saudi tentang pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Khashoggi menghilang setelah memasuki konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, di mana para pejabat Turki menduga dia dibunuh dengan cara dimutilasi.

Pada hari Jumat 19 Oktober, Arab Saudi untuk pertama kalinya mengakui bahwa Khashoggi telah mati, mengatakan dia tewas dalam "perkelahian" di konsulat Istanbul.

Tetapi, sejumlah pihak menilai skeptis penjelasan Saudi dan menduga kuat ada sebuah konspirasi dari Negeri Petrodollar.

Para pejabat Turki percaya bahwa Khashoggi --seorang pengkritik pemerintah Saudi-- dibunuh secara berencana dan tubuhnya dipotong-potong untuk menghilangkan bukti. Kendati demikian, Turki belum merampungkan sebuah kesimpulan akhir, mengingat, proses penyelidikan masih terus berlangsung.

Mengomentari kabar terbaru tersebut, Donald Trump mengatakan, "Saya tidak puas sampai kita menemukan jawabannya," demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (21/10/2018).

Lebih lanjut, Trump menambahkan bahwa AS bisa saja menjatuhkan sanksi kepada Arab Saudi dan membatalkan transaksi senjata dengan Riyadh. Namun, ia mengatakan bahwa hal itu justru turut akan merugikan AS pula.

Komitmen Turki

Sementara itu, Turki telah berjanji untuk mengungkapkan semua rincian tentang bagaimana Jamal Khashoggi terbunuh.

Secara umum, Turki sejauh ini telah berhenti mempersalahkan Arab Saudi atas pembunuhan itu. Namun bagaimanapun, para penyelidik Turki mengatakan mereka memiliki bukti audio dan video yang menunjukkan Khashoggi dibunuh oleh tim agen Saudi di dalam konsulat.

Polisi telah menggeledah konsulat, kediaman konsul, serta hutan di dekatnya, di mana para pejabat percaya bahwa jasad Jamal Khashoggi mungkin telah dibuang.

 

Simak video pilihan berikut:


Pencarian Jasad di Hutan

Anggota Jurnalis Freelance Indonesia unjuk rasa hilangnya Jamal Khashoggi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi, Jakarta, Jumat (19/10). Aksi simpati ini mengecam dugaan pembunuhan terhadap jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Pihak kepolisian Turki yang tengah menyelidiki dugaan pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, mengumumkan perluasan area pencarian pada 19 Oktober 2018.

Pejabat Turki yang tidak disebutkan namanya mengatakan jasad Khashoggi kemungkinan telah dibuang di hutan terdekat atau di lahan pertanian.

Sampel yang diambil dari konsulat Saudi dan kediaman konsul jenderal terkait selama pencarian pekan ini, sedang diuji untuk membandingkan dengan DNA milik Khashoggi.

Secara terpisah pada Kamis 17 Oktober, seorang pejabat senior Turki mengatakan kepada ABC News bahwa Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo telah mendengarkan rekaman audio dari dugaan pembunuhan Khashgoogi.

Namun, hal ini segera dibantah oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert.

Turki sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya telah memiliki bukti audio dan video dari pembunuhan Jamal Khashoggi, tetapi belum dipublikasikan.

Insiden ini telah menyebabkan ketegangan besar antara Arab Saudi dan sekutunya di Barat, di mana Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Menteri Perdagangan Internasional Inggris Liam Fox menjadi tokoh senior terbaru yang menarik diri dari konferensi investasi besar di Riyadh pekan depan.

KTT ini diselenggarakan oleh Putra Mahkota Saudi Mohamed bin Salman untuk mempromosikan agenda reformasinya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya