Liputan6.com, Jakarta Mazda Indonesia ternyata juga sedang melakukan recall. Perbaikan gratis bertalian dengan masalah global, yakni airbag Takata.
Yang menjadi persoalan adalah jika konsumen justru tidak tahu dengan kampanye ini. Pasalnya, kampanye disebut bersifat proaktif. Konsumen diharapkan mengecek sendiri nomor rangka kendaraannya (VIN) di situs yang sudah mereka sediakan.
Baca Juga
Advertisement
Lalu bagaimana jika konsumen tidak tahu dengan program yang mencakup recall ini? Igor Panjaitan selaku Costumer Service Director Mazda Indonesia menjelaskan bahwa sebenarnya pihaknya sudah menghubungi tiap konsumen berdasarkan data servis rutin.
"Telepon ke konsumen, pasti. Program servis dari dulu-dulu sudah ada. Cuma yang sekarang ada medianya. Gratis," kata dia.
Lantas bagaimana jika konsumen tidak servis di bengkel resmi yang akibatnya tidak tercatat untuk dihubungi?
"Kalau dia datang servis, pasti akan dicek VIN-nya apa yang perlu di-update. Kalau misalnya dia tidak datang-datang ke tempat servis sekian lama, ya konsumen harus punya tanggung jawab juga," kata dia.
Dia kemudian menganalogikan hal ini dengan garansi kendaraan yang didasari pada kewajiban servis berkala supaya layanan tersebut tidak hangus.
"Contoh garansi, itu kan bisa gugur kalau tidak mengikuti histori. Dia harus servis 1.000 km, 3.000 km, 10.000 km. 30.000 km, tetapi tiba-tiba, maaf, setelah servis 1.000 km, selanjutnya dia servis di luar atau lupa servis, pasti itu gugur. Jadi harus ada kerja sama, antara konsumen dan kita," tambahnya lagi seraya menyebut kalau 70-80 persen mobil konsumennya sudah diperbaiki.
Penulis: Nazarudin Ray
Sumber: Otosia.com
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Siap-Siap Kecewa, Mazda RX Vision Akan Tinggalkan Mesin Rotary Murni
Bagi Anda yang mengidam-ngidamkan penerus kesuksesan mesin rotary, maka Anda harus siap-siap kecewa. Pasalnya, konsep resmi RX Vision atau calon Mazda RX-9 ini tak pakai jantung mekanis bergenre Wankel alias rotary engine murni.
Produksi mesin ini dihentikan pada 2012, sebagai penggerak Mazda RX-8. Bagi penggemar Mazda, ini seperti kabar pilu. Sebab Mazda amat lekat dengan Wankel, dengan raungan mesin yang khas. Tapi belum sepenuhnya berakhir.
Mereka menyampaikan info resmi di Paris Auto Show 2018, minggu ini. Mazda menegaskan niatnya meluncurkan kendaraan listrik pertamanya. Gagasannya ada dua. Yang pertama, RX Vision menggunakan baterai dan motor listrik. Pilihan kedua dengan model range-extender. Jarang terdengar di telinga kita soal mobil range extender.
Begini konsepnya. Contoh paling nyata kendaraan range extender ialah BMW i3 REX. Ia pakai mesin konvensional dan baterai. Saat baterai habis, mesin konvensional membakar BBM fosil untuk mengisi ulang baterai, bukan menggerakkan kendaraan. Penggerak utamanya, tetap motor listrik. Lho, katanya mengurangi emisi, tapi kenapa masih pakai mesin internal combustion? Pada beberapa mobil, pembakaran pakai gas petroleum cair (LPG), yang lebih rendah emisi dari bahan bakar fosil lain.
Sayangnya, Mazda belum mau membocorkan tipe bahan bakar yang dipakai. Yang jelas, mereka tetap pakai Wankel, namun dengan dimensi yang kecil dan diklaim lebih senyap. Ini yang menghilangkan karakter sebagai mobil sport. Menurut Mazda, tipe macam ini sangat ideal sebagai range extender, lantaran output yang relatif tinggi dan ukurannya yang kompak.
Padahal, pada Tokyo Motor Show 2015, mereka percaya diri mengembangkan Wankel sepenuhnya untuk RX Vision. Kami mendengarnya langsung. Namun regulasi emisi makin ketat. Mazda mesti putar otak. Jadilah sebuah mobil Mazda EV rotary range extender.
Advertisement