Jokowi: Pesta Demokrasi Harus Diwarnai Adu Gagasan, Bukan Kebohongan

Jokowi mengajak seluruh politikus untuk memperkuat politik pembangunan, politik kerja, dan politik berkarya.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Okt 2018, 18:26 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan saat menghadiri HUT ke-54 Partai Golongan Karya (Golkar) di Jakarta, Minggu (21/10).Perayaan HUT Golkar ini mengangkat tema 'Bersama Rakyat, Kita Raih Kemenangan Pemilu 2019'. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pesta demokrasi harus diwarnai adu gagasan dan program. Jokowi tidak ingin kontestasi politik justru jadi ajang adu politik kebohongan.

"Kita harus akhiri politik kebohongan, politik yang merasa benar sendiri," ucap Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara peringatan HUT ke-54 Golkar di Hall D2, Jakarta International Expo, Jakarta Pusat, Minggu (21/10).

Jokowi mengajak seluruh politikus untuk memperkuat politik pembangunan, politik kerja, dan politik berkarya. Dia meyakini politik pembangunan dapat menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Di tahun politik ini, Jokowi berharap Golkar sebagai partai senior menjadi panutan dalam kerja politik yang baik. Golkar harus memberikan pendidikan politik kepada rakyat agar berdemokrasi secara dewasa, menjalani hidup kebangsaan yang rukun dan bersatu.

"Di masa Pileg dan Pilpres, kita harus bersama-sama menunjukan ke rakyat bahwa yang kita lakukan bukan perang demokrasi, melainan perayaan demokrasi, perayaan pesta demokrasi, perayaan yang diadu dengan gagasan, adu program, adu ide, adu rekam jejak, adu prestasi," imbuh Jokowi.

 


Tantangan Besar Parpol

Presiden Jokowi, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketum Golkar, Airlangga Hartarto dan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar berfoto bersama saat HUT ke-54 Partai Golkar di Jakarta, Minggu (21/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Jokowi mengingatkan bahwa partai politik memiliki tantangan besar di masa mendatang. Yakni mengembalikkan kepercayaan rakyat terhadap partai politik.

Menurutnya, tidak mudah mengambalikkan kepercayaan rakyat jika politikus masih mengisi ruang-ruang publik dengan saling mencela, caci maki, menjelekkan, memfitnah, dan adu hoaks.

"Semua itu justru akan semakin memperlebar jarak antara rakyat dengan parpol. Hati-hati karena itu kita harus menjaga betul kepercayaan rakyat yang ada," pesannya.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya