Rebut Suara Milenial, Prabowo Diminta Ubah Gaya Berpakaian dan Topik Pidato

Menurut Hendri, selama ini Prabowo terus mengenakan seragam safari berwarna coklat.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2018, 05:15 WIB
Calon Presiden Prabowo Subianto menyapa pendukungnya di sepanjang jalan Imam Bonjol usai pengambilan nomor urut di Gedung KPU Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan Prabowo-Sandi mendapat nomor urut 2. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menyarankan capres Prabowo Subianto mengubah gaya kostumnya jika ingin dipilih minelial di Pilpres 2019.

Menurut Hendri, selama ini Prabowo terus mengenakan seragam safari berwarna coklat.

"Kalau saya jadi timsesnya Pak Prabowo, hal pertama yang saya ganti dari Prabowo adalah kostum, jangan lagi putih, krem, coklat, orang bosen ngeliatnya, masa dari 2014 itu-itu lagi. Berusahalah ganti misalnya sering-sering pakai batik, pake baju koko kek biar orang ngeliatnya fresh, this is Prabowo," kata Hendri di Anomali Cafe, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (21/10/2015).

CEO lembaga survei politik Kedai Kopi tersebut menyarankan, Prabowo harus punya kemasan baru jika tidak ingin melihat capres petahana Jokowi lenggang hingga dua periode.

"Maksudnya kalau kompetisinya mau ketat ya ubah gaya, kalau gini-gini aja saya rasa sekarang kita udah tahu Aprilnya," ucap dia.

Lebih lanjut, Hendri juga menyoroti soal pidato Prabowo yang kerap berbicara soal kekayaan negeri.

 


Ubah Pesan Komunikasi

Menurutnya, para pemilih akan kabur bila Prabowo terus mengkritik soal hal tersebut. Pasalnya, narasi kekayaan negeri sudah dikritisi Prabowo sejak Pilpres 2014 silam.

"Pesan komunikasi Pak Prabowo ini harus dirubah, kalau hanya gitu gitu aja kekayaan negeri harus bisa dinikmati anak negeri, gitu gitu terus, orang tuh juga akan bingung dan malas, karena kok tidak ada solusi yang lebih presisi untuk melakukan itu," imbuhnya.

"Padahal dua capres ini sudah paham bahwa permasalahan terbesar negeri saat ini masih tentang ekonomi, artinya harga harga bahan pokok, barang, listrik kemudian BBM, kedua lapangan kerja. Bicaranya lebih banyak kesitu sebetulnya. Kita kan belum pernah mendengar Pak Prabowo bicara begitu," tutur Hendri.

 

Reporter: M. Genantan Saputri

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya