Pengamat: Ma'ruf Amin dan Sandiaga Tak Perlu Jadi Milenial atau Politikus

Dua cawapres, yakni Ma'ruf Amin dan Sandiaga Salahuddin Uno, harus mempertahankan karakternya.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2018, 08:24 WIB
Pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat Deklarasi Kampanye Damai di Monas, Jakarta, Minggu (23/9). Deklarasi menandai dimulainya masa kampanye Pemilu 2019. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menyebut, calon wakil presiden merupakan faktor penentu dipilihnya sang calon presiden oleh masyarakat di Pilpres 2019. OLeh karena itu, Hendri mengatakan dua cawapres, yakni Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno, harus mempertahankan karakternya.

"Misalnya Pak Ma'ruf kan ketika dipilih Jokowi sebagai ulama, maka menurut saya bertindaklah sebagai ulama. Jangan tiba-tiba mau jadi ahli ekonomi, apalagi mau jadi milenial, jadi salah. Nanti malah jadi kacau balau itu pesan komunikasinya," katanya di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, 21 Oktober 2018.

Sementara, kata Hendri, Sandiaga Uno lebih baik menonjolkan sisi pengusahanya. Sebab, awalnya Sandiaga dipilih untuk mengisi kekosongan Prabowo.

"Makanya jadilah ekonom, jadilah pengusaha, jadi enggak perlu mengungkapkan sisi politisinya. Saya rasa dua hal itu yang perlu dipertimbangkan," katanya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ajang Perkenalan Cawapres

CEO lembaga survei Kedai Kopi itu mengatakan, saat ini para kandidat capres, baik Jokowi dan Prabowo, belum memperlihatkan karakter aslinya sampai bulan Januari 2019. Dia masih mempersilakan para cawapresnya untuk mempromosikan diri ke masyarakat dengan gayanya masing-masing.

"Mudah mudahan-lah Pak Ma'ruf tidak berusaha jadi milenial, jadi lucu kan. Kemudian Pak Sandiaga menjadi ekonom, ya beneran ekonom ya jelasin. Kalau memang ada yang gagal, misalnya OK OCE gagal ya jelasin aja," imbuh Hendri.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya