Keranjingan Main Gim, Penglihatan Remaja 15 Tahun Setara dengan Lansia

Seorang remaja di Taiwan mengalami penurunan kemampuan melihat karena keranjingan bermain gim.

oleh Nur Aida Tifani diperbarui 22 Okt 2018, 10:03 WIB
Ilustrasi main gim (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Dari kalangan dewasa hingga muda pasti senang bermain gim. Selain seru, aplikasi gim dalam ponsel memang dapat mengisi waktu luang. Namun tak sedikit orang bisa menjadi keranjingan bermain gim hingga lupa waktu.

Kalau sudah sampai berlebihan, dampaknya tentu bisa menjadi buruk untuk tubuh. Seperti yang dialami remaja asal Hsinchu, Taiwan ini.

Gara-gara keseringan terpapar layar ponsel, remaja 15 tahun itu mengalami penurunan daya pengelihatan. Kasus ini sempat membuat geger dokter di Taiwan pada 2015. Meski masih muda, bocah itu punya kemampuan penglihatan yang sama seperti lansia.

Dilansir dari World of Buzz, bocah itu diketahui sudah terpapar layar ponsel sejak usianya 5 tahun. Semula ia tak pernah mengalami masalah, tapi hal ini berubah setelah saat usianya menginjak remaja.

Dia kerap mengalami rasa nyeri di mata disertai dengan sakit kepala hebat. Mendengar keluhan itu, akhirnya orangtuanya membawanya ke rumah sakit untuk diperiksa.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Mengalami presbyopia

Ilustraasi foto Liputan 6

Setelah hasil pemeriksaan keluar, bagian neurologi melihat ada sesuatu yang tidak normal pada remaja tersebut. Sang remaja menceritakan soket matanya kerap mengalami nyeri. Dari hal itu, dokter yakin bahwa otot silianya sangat lemah.

Tentu kondisi itu terbilang tak lazim untuk anak seusianya. Hasil pemeriksaan dokter juga mengejutkan orangtua remaja.

Pasalnya, putra mereka mengalami daya pengelihatan yang memburuk mirip seperti seseorang pada usia 50-an. Dokter mendiagnosis masalah sang remaja dengan kondisi presbyopia.


Menjadi pelajaran untuk orangtua

Lahir di era 90-an ke bawah dan terpapar teknologi membuat generasi sekarang lebih akrab menggunakan "gadget" daripada orang tua mereka.

Penyakit ini terdengar jarang dialami remaja. Karena seharusnya di masa muda otot silia masih kuat dan elastis.

Apalagi dalam kasus remaja ini, otot silianya sudah hampir kehilangan penuh fungsinya. Tentunya kondisi sang remaja sempat membuat penasaran dokter tentang apa penyebab utamanya.

Ternyata penggunaan perangkat elektronik dan intensitas bermain gim yang terus meningkat dalam 10 tahun terakhir menjadi masalahnya. Akibat terlalu berlebihan menggunakan matanya, otak remaja tersebut juga terluka.

Oleh sebab itu, dokter menyarankan kepada banyak orangtua untuk membatasi anak-anak saat menggunakan gawai. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik dan emosional sang anak.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya