Liputan6.com, Jakarta - Harga mobil Daihatsu resmi naik per Oktober 2018 sekarang. Keputusan yang diambil oleh PT Daihatsu Astra Motor bukan disebabkan kurs rupiah yang melemah. Lantas apa penyebabnya?
Memang menguatnya dolar terhadap rupiah, memengaruhi seluruh pelaku industri otomotif. Beberapa pabrikan harus menaikkan harga jual produknya, guna mengompensasi naiknya biaya operasional.
Baca Juga
Advertisement
Tapi kenaikan harga yang dialami produk Daihatsu lebih disebabkan pengaplikasian Euro4. Regulasi itu, saat ini, memang tengah ramai dibahas. Daihatsu pun melakukannya untuk mendukung kebijakan itu.
Untuk menyesuaikan dengan standar emisi baru, Daihatsu perlu melakukan upgrade spesifikasi produk. Seperti penambahan komponen agar kadar emisinya sesuai. Dampaknya, mobil Daihatsu mengalami kenaikan harga dari Rp 1 juta sampai Rp 2 juta, tergantung dari modelnya. Namun, penyesuaian harga belum berlaku pada model Gran Max. Lantaran Daihatsu baru meng-upgrade Gran Max menjadi berstandar Euro 4, April tahun mendatang.
“Kenaikan harga bukan karena dolar, kami belum menyesuaikan dengan kurs. Kenaikan lebih disebabkan oleh Euro4. Jadi karena ada penambahan catalytic converter, maka ada kenaikan harga di Oktober,” jelas Hendrayadi Lastiyoso, Marketing and CR Division Head PT Astra Internasional-Daihatsu Sales Operation di Tangerang, Sabtu (20/10).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Terkait rupiah yang melemah, Daihatsu memang tak menampik adanya pengaruh terhadap nominal harga. Bahkan, hal itu membuat Daihatsu harus mengkaji, guna menentukan kapan harus menaikkan harga. Hanya, sampai sekarang, Daihatsu masih bisa mengantisipasi dampak menguatnya dolar itu dengan berbagai strategi.
“Memang dari dulu kami selalu mengatakan, kenaikan harga bisa dipengaruhi kurs. Tapi kali ini, walau kurs sudah berubah cukup tinggi, belum ya (menaikkan harga). Kami saat ini masih mengkaji,” jelas Hendrayadi yang ditemui Oto.com saat gelaran Daihatsu Festival di Tangerang, Sabtu (21/10).
Penggunaan konten lokal yang cukup tinggi, menjadi salah satu pennyebab belum terpengaruhnya harga. Meskipun persentase konten lokalnya belum sepenuhnya. Alasan lainnya, karena adanya kegiatan ekspor. Walau tak diungkapkan secara gamblang oleh Hendrayadi, kegiatan ekspor yang dilakukan turut berkontribusi dalam menjaga kestabilan harga jual mobilnya.
“Konten lokal kami, belum 100 persen, tapi ya masih bisa di-absorb. Pasti kurs itu mempengaruhi biaya operasional, biaya pembelian impor konten. Tapi kan pembelian konten impor tidak terlalu besar. Jadi selama ini masih bisa di-absorb dan masih memperhitungkan. Tapi kami belum tahu kapan, apakah tahun ini atau tidak,” tutup Hendrayadi.
Sumber: Oto.com
Advertisement