Saham Emiten Telekomunikasi Kompak Menguat, Ada Apa?

Di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis, sejumlah saham emiten telekomunikasi mampu menguat.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Okt 2018, 15:03 WIB
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis, sejumlah saham emiten telekomunikasi mampu menguat.

Berdasarkan data RTI pada sesi pertama, Senin (22/10/2018), IHSG melemah tipis 1,04 poin atau 0,02 persen ke posisi 5.836,24. Indeks saham LQ45 menguat 0,07 persen. Sebanyak 186 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 168 saham melemah dan 116 saham diam di tempat.

Saat IHSG melemah tipis, sejumlah saham emiten telekomunikasi mampu menguat. Saham PT Indosat Tbk mencetak kenaikan terbesar pada sesi pertama di antara saham emiten telekomunikasi. Saham PT Indosat Tbk naik 7,46 persen atau 200 poin ke posisi Rp 2.880 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.852 kali dengan nilai transaksi Rp 33 miliar.

Selain itu, saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) menanjak 6,06 persen ke posisi Rp 105 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.995 kali dengan nilai transaksi Rp 23,2 miliar. Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) mendaki 2,16 persen ke posisi Rp 2.840 per saham. Total frekuensi 1.138 kali dengan nilai transaksi Rp 21,7 miliar.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) bertambah 1,34 persen atau 50 poin ke posisi Rp 3.780 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.931 kali dengan nilai transaksi Rp 142,6 miliar.

Analis menilai, penguatan saham emiten telekomunikasi didorong kabar akuisisi dari pemain telekomunikasi yang besar. Namun, hal tersebut belum ada langkah yang nyata. Oleh karena itu, penguatan saham emiten telekomunikasi hanya jangka pendek.

"Hanya ada isu akuisisi dari big players ke smaller players. Ini short term karena belum ada yang konkrit," ujar Analis PT Artha Sekuritas, Frederik Rasali saat dihubungi Liputan6.com.

Sebelumnya, Direktur Utama Indosat Ooredoo, Chris Kanter, menilai konsolidasi operator seluler sebagai peluang untuk perkuat posisi perusahaan di industri telekomunikasi. Akan tetapi, ia menegaskan Indosat Ooredoo tidak akan tergesa-gesa untuk melakukannya.

"Konsolidasi sudah menjadi sebuah keharusan, dan kami siap untuk membeli apabila itu memang bagus. Semua cara akan kita pakai untuk cepat menjadi nomor dua," ungkap Chris dalam acara Farewell & Welcoming President Director & CEO Indosat Ooredoo di kawasan Jakarta, Kamis 18 Oktober 2018.

Ketika masih menduduki kursi Komisaris, ia mengaku memang ada permintaan agar perusahaan melakukan akuisisi. Sayangnya, Chris enggan merinci rencana masa lalu tersebut.

"Memang pernah ada permintaan untuk akuisisi dua tahun lalu. Saat itu, Indosat Ooredoo ingin ngambil (mengakuisisi operator)," jelas mantan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) ini.

Lebih lanjut, Chris mengungkapkan untuk peluang akuisisi saat ini, pihaknya akan melihat berbagai kemungkinan jika memang hal tersebut perlu dilakukan.

 


Indosat Ooredoo Bakal Transformasi Besar-Besaran

Joy Wahyudi bersama Chris Kanter, Dirut Indosat Ooredoo. Liputan6.com/Andina Librianty

Sebelumnya, Chris Kanter resmi menjadi Direktur Utama Indosat Ooredoo, menggantikan Joy Wahjudi. Di bawah kepemimpinan Chris, perusahaan menuju tranformasi baru dengan fokus pada tiga hal utama, yakni people, proses dan bisnis.

Secara khusus, Chris menekankan people atau karyawan internal akan memainkan peran penting untuk kesuksesan perusahaan.

Manajemen baru diharapkan akan menjadi motor penggerak perusahaan agar bisa lebih cepat mengeksekusi berbagai rencana strategis dan target ke depan.

"Prioritas nomor satu saya adalah people, karena itu rapat pertama saya besok bersama departemen HR karena saya ingin tahu sudah tepatkah penempatannya (karyawan). Saya akan bawa Indosat berlari," kata dalam acara Farewell & Welcoming President Dirctor & CEO Indosat Ooredoo di kawasan Jakarta, Kamis 18 Oktober 2018.

Menurut Chris, persoalan people, proses dan bisnis merupakan urusan jangka panjang.

Oleh sebab itu, perusahaan tidak akan gegabah dan berusaha agar kembali berada di posisi nomor dua operator seluler Indonesia.

"Proses, bisnis dan people ini urusan jangka panjang, karena itu kami akan melakukan tranformasi besar-besaran untuk ketiga hal tersebut," sambungnya.

Didukung komitmen berinvestasi dengan lebih besar ke depan, susunan manajemen baru dengan anggota tim baru, serta dukungan berbagai mitra strategi perusahaan, Indosat Ooredoooptimistis akan dapat memenangkan persiangan ke depan.

"Dengan capex (belanja modal) yang akhir tahun ini akan ditentukan, kami akan melakukan tranformasi besar-besaran. Ada semangat baru dan perubahan baru," ungkap Chris.

Sayangnya, ia enggan merinci lebih lanjut bentuk tranformasi besar-besaran tersebut.

Kendati demikian, ia sempat menyinggung soal peluang konsolidasi, tapi menurutnya sejauh ini belum ada yang diputuskan terkait hal tersebut.

"Konsolidasi sudah menjadi sebuah keharusan, dan kami siap untuk membeli apabila itu memang bagus. Semua cara akan kita pakai untuk cepat menjadi nomor dua," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya