Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin tak menampik bahwa formasi khusus diaspora Indonesia untuk seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018 sepi peminat. Untuk itu, Kementerian PANRB akan mencari solusi alternatif untuk mendorong diaspora tertarik menjadi aparatur negara.
"Iya memang masih kurang, tapi paling tidak sudah ada peminatnya," tuturnya di Gedung Menterian PANRB, Senin (22/10/2018).
Baca Juga
Advertisement
Syafruddin mengapresiasi teman-teman diaspora yang ingin berkontribusi atau mengabdi kepada Indonesia.
"Ini kemajuan sangat besar, kita baru kali ini teman-teman kita yang berada di seluruh negara yang diaspora sudah mau sadar memberikan pengabdian pada bangsa dan negaranya," ujarnya.
Oleh sebab itu, ia menekankan, Kementerian PANRB akan memberikan solusi atas kekosongan formasi diaspora ini. Itu salah satunya dengan mengisi dari formasi lain yang mungkin dilakukan.
"Nanti kita atur sedemikian rupa, kalau kurang kan skemanya bisa ditutup dengan yang lain. Pokoknya untuk kepentingan publik apapun bisa dilakukan," pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pelamar CPNS 2018 Formasi Diaspora Baru 52 Orang
Sebelumnya, berdasarkan informasi dari Setkab, Kamis 11 Oktober 2018, jumlah pendaftar formasi umum mencapai 3.984.312 orang. Angka itu diikuti oleh formasi lulusan terbaik, yakni 17.590 orang.
BACA JUGA
Formasi yang jumlahnya termasuk terendah adalah diaspora. Tercatat, baru 52 orang yang mendaftar CPNS lewat jalur tersebut. Formasi lainnya seperti penyandang disabilitas, putra/putri Papua, dan tenaga honorer berhasil menjaring minat ribuat pendaftar.
"Pelamar formasi penyandang disabilitas mencapai 2.071 orang, putra/putri Papua 4.161 orang, lulusan terbaik (cumlaude) 17.590 orang, diaspora 52 orang, dan tenaga honorer kategori II (K-2) sebanyak 5.548 orang,” demikian siaran pers BKN.
Meskipun sudah ada 4 juta orang pendaftar CPNS, belum semuanya menyelesaikan proses pendaftaran. Pihak BKN pun meminta agar peserta tidak melakukan penundaan sampai menit-menit terakhir karena dikhawatirkan akan tersandung kendala.
"Takutnya kalau tanggal 14-15 Oktober sistemnya sibuk karena banyak menangangi orang yang unggah-unggah dokumen dan sebagainya. Jadi, pastikan saja sekarang itu," ujar Kepala Biro Humas BKN Mohammad Ridwan kepada Liputan6.com, seperti ditulis Jumat (12/10/2018).
Selain diharapkan membaca syarat di instansi terkait dengan teliti, peserta diingatkan agar berhati-hati ketika memasukkan data mereka di SSCN. Sebab, data yang salah tak bisa diperbaiki lagi.
Advertisement