Ini Alasan Para Miliarder Tetap Bekerja meski Sudah Tajir Melintir

Di dunia ini, ada kriteria orang yang tetap mau banting tulang, meski ia telah memiliki harta triliunan.

oleh Afra Augesti diperbarui 22 Okt 2018, 21:00 WIB
Jack Ma dalam pertemuan tahunan World Economic Forum yang digelar di Davos, Swiss (18/1/2017) (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Di dunia ini, ada banyak sekali kisah mengenai orang-orang kaya yang menginspirasi. Mulai dari tokoh yang usianya masih muda, hingga mereka yang sepuh. Kehidupan para konglomerat ini kerap menjadi sorotan publik, sebab masyarakat cenderung penasaran dengan kisah masa lalunya.

Jumlah kekayaan mereka biasanya miliaran, bahkan triliunan. Harta tersebut mereka dapatkan dari nol, ketika orang-orang tajir tersebut membangun bisnis dari awal kehidupan yang papa. Sebab untuk membangun sebuah usaha besar, diperlukan pengorbanan yang lebih besar.

Namun, sebagian besar orang berpendapat bahwa ada hal yang sulit untuk dipahami ketika miliarder itu tetap memilih untuk bekerja keras, meski sebenarnya uang yang mereka himpun sudah membeludak dan sudah jadi orang kaya di negaranya --bahkan dunia.

Lantas, apa alasan yang mendasari bahwa di muka Bumi ini, ada tipikal orang yang sudah kaya, namun mereka enggan untuk berdiam diri? Berikut penjelasan yang dihimpun dari sejumlah penelitian para ilmuwan, seperti dikutip dari Bright Side, Senin (22/10/2018).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 


1. Ada Bisa Didapatkan dari Pekerjaan, Selain Uang

CEO Facebook Mark Zuckerberg memberi keterangan di markas Parlemen Eropa di Brussel, Belgia, Selasa (22/5). Zuckerberg memberi keterangan terkait skandal kebocoran data Facebook. (EBS/AFP)

Rupanya, selain uang, ada hal tertentu yang ingin didapatkan oleh seseorang ketika bekerja. Berikut di antaranya:

1. Menjaga Hidup Agar Tetap Terkendali

Pekerjaan Anda merupakan penyokong hidup Anda dan bisa membantu Anda dalam memetakan masa depan. Dengan bekerja, Anda akan merasa aman dan stabil.

2. Bertemu Orang Baru

Bekerja dalam kelompok bisa membuat seseorang lebih dekat dengan koleganya dan memungkinkan mereka untuk saling mengenal satu sama lain.

Semakin sering Anda bertemu orang baru, maka semakin besar pula jaringan bisnis dan peluang usaha Anda berkembang.

3. Obat Kebosanan dan Depresi

Beberapa orang berpendapat bahwa bekerja merupakan obat yang efektif untuk mengatasi rasa bosan dan depresi. Dengan bekerja, perhatian Anda akan teralihkan dari pikiran negatif, karena Anda disibukkan dengan sesuatu yang lebih positif.

4. Dapat Motivasi dan Jadi Disiplin

Meski sistem yang diterapkan di beberapa perusahaan tidak seperti pelatihan militer, namun dengan bekerja, Anda bisa menjadi disiplin waktu.

Berkat pekerjaan Anda, Anda memiliki aturan dan 'ritual' tertentu, dapat merencanakan dan belajar mengatur waktu serta uang.

5. Bisa Mengubah Dunia

Bill Gates, Warren Buffett, dan Mark Zuckerberg bisa menjalani kehidupan yang mudah, meski publik menganggap bahwa mereka tidak pernah bekerja.

Kendati demikian, sebagai gantinya, mereka terus menciptakan inovasi baru dan fungsional bagi masyarakat di dunia. Mereka pun bisa membaca apa yang dibutuhkan oleh publik.


2. Penghasilan yang Stabil Bisa Bikin Hidup Bahagia?

Ilustrasi (iStock)

Sebuah penelitian yang diadakan di Oxford University menunjukkan bahwa 47% profesi akan lenyap dalam 20 tahun ke depan. Hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi, di mana mesin akan menggantikan pekerjaan-pekerjaan tersebut.

Akibatnya, tingkat pengangguran dikhawatirkan menjadi sangat tinggi.

Delapan percobaan yang dilakukan untuk menguji tingkat upah minimum, diluncurkan di berbagai negara di dunia pada awal tahun 2017.

Uji coba tersebut ternyata cukup berhasil di Namibia dan Kenya, di mana para buruh dibayar US$ 10-30 (Rp 151.000 hingga Rp 455.000) per bulan --jumlah yang lebih besar dan manusiawi dari tahun-tahun sebelumnya.

Dengan gaji tersebut, mereka sudah mulai makan makanan yang lebih baik dan menjaga kesehatan sendiri. Beberapa di antaranya bahkan telah memulai bisnis pribadi. Mereka mulai bisa menghargai setiap dolar yang mereka terima.

Dengan uang ini, mereka bisa membeli alat-alat pertanian atau mesin jahit untuk menyokong mereka dalam menghasilkan pendapatan tambahan. Selain itu, tingkat kejahatan pun dilaporkan telah menurun.

Penghasilan utama seseorang seharusnya bisa membuat orang lebih bahagia, dengan catatan bahwa mereka bisa menggunakan uang tersebut dengan benar. Misalnya, dengan menginvestasikan sebagian penghasilan.


3. Ide Kreatif Datang dari Orang yang Tidak Takut Miskin

Ilustrasi uang koin (iStock)

Bayangkan Anda telah memenangkan lotre dengan nilai fantastis. Anda akan mendapatkan US$ 1.000 (Rp 15 juta) per bulan selama beberapa tahun.

Apakah Anda masih termotivasi untuk bekerja?

Akal sehat Anda mungkin mengatakan, "Tidak", namun sebuah penelitian yang digawangi oleh Dr. Guy Standing dari London University mengatakan, "Ya".

Standing mengatakan, setiap orang yang tidak takut jatuh miskin cenderung menjadi lebih kreatif. Mereka akan terus mencari peluang usaha dan pekerjaan yang berkaitan dengan hobi mereka. Inilah salah satu faktor yang membuat mereka meraih kesuksesan.

Mereka akan bekerja lebih giat karena mereka tahu bahwa mereka memiliki kesempatan untuk bereksperimen dengan waktu, tanpa dihantui ketakutan kekurangan uang.

Di media sosial, kususnya Twitter, hasgtag #mybasicincome sedang ramai diperbincangkan.

Melalui kata ini, Anda dapat menemukan banyak cuitan di mana banyak pengguna mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan, jika mereka menerima penghasilan utama --tampaknya, sangat sedikit pengguna yang memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa.

"Banyak orang merasa tidak nyaman dengan mengambil risiko untuk mengejar mimpi mereka, karena mereka takut gagal dan tidak dapat mendukung gaya hidup," papar Standing.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya