Liputan6.com, Denpasar - Menteri Penasihat (Pendidikan) Kedutaan Besar Malaysia Dr Mior Harris Bin Mior Harum menawarkan kerja sama pendidikan dengan Pemprov Bali terhadap siswa-siswa SMA/SMK sederajat ke universitas-universitas di Malaysia.
Hal itu disampaikannya ketika bertemu dengan Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) di Restoran Madame Tan, Denpasar, Senin (22/10/2018).
Dalam kesempatan itu, Mior mengatakan ingin membangun kolaborasi yang lebih bermakna di bidang pendidikan dengan Pemprov Bali terhadap siswa-siswi di Pulau Dewata.
“Saya ingin mengundang beberapa siswa ke universitas-universitas terbaik yang ada di Malaysia supaya bisa ikut merasakan belajar di sana. Jika ini berhasil, saya ingin ke depan ada kerjasama yang berkelanjutan,” terangnya.
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa universitas di Malaysia yang sudah masuk 100 besar perguruan tinggi terbaik dunia. Sehingga, ia berpendapat siswa-siswa di Indonesia, khususnya Bali, tak perlu jauh-jauh untuk belajar dan mencari universitas terbaik di dunia.
“Menurut saya, Malaysia sudah bisa menjadi rujukan universitas yang bagus dan saya harap ke depan banyak anak-anak kita yang bersedia melakukan pertukaran pelajar,” imbuhnya.
Sebagai langkah awal ia merencanakan akan mengundang 20 siswa SMA/SMK belajar di negaranya. “Mungkin awal-awalnya kita akan ajak di sekitar Pineng dan Lagawi terlebih dahulu, sambil berharap berikutnya akan ada kerja sama lebih dalam,” kata dia.
Mior menjelaskan mengapa sangat tertarik menjalin kerja sama dengan Pemprov Bali. Sampai saat ini, kata dia, Bali masih menjadi rujukan pertukaran pelajar di negaranya. “Bisa dilihat banyak mahasiswa yang ingin kuliah di Bali,” tambahnya. Kerja sama serupa juga sudah dikembangkannya di Bandung dan Surabaya.
Tingkatkan Wawasan Siswa
Wagub Cok Ace menyambut baik rencana ini. Pertukaran pelajar menurutnya adalah langkah yang cukup efektif untuk menambah wawasan para siswa. Cok Ace mengatakan jika sudah banyak pertukaran pelajar dilakukan selama ini.
Contohnya, SMA 1 Ubud yang bekerjasama dengan Pemerintah Jepang. Siswa-siswa SMA banyak yang mendapatkan kesempatan belajar di Jepang selama kurun waktu 1-3 bulan belajar di negeri sakura tersebut.
“Mereka tinggal di rumah-rumah warga sambil belajar kebudayaan Jepang juga. Begitu juga sebaliknya, banyak siswa Jepang yang belajar ke Ubud,” jelasnya.
Mengenai teknis pertukaran pelajar dimaksud ia menyerahkan dengan instansi terkait. “Yang pasti saya sangat mengapresiasi langkah awal ini. Semoga ke depan kita bisa kembangkan kerja sama ini, serta semakin banyak anak-anak muda di Malaysia yang tertarik untuk belajar ke Bali,” tandasnya.
Advertisement