Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun jembatan gantung untuk meningkatkan konektivitas setiap desa-desa yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Hal ini juga merupakan salah satu terobosan dalam meningkatkan akses penghubung antardesa sekaligus memberikan dorongan terhadap perkembangan ekonomi di pedesaan.
Advertisement
Pada 2018, Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga membangun 134 jembatan gantung dengan panjang antara 42 m-120 m, yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Ditargetkan, 50 unit jembatan gantung akan rampung November 2018, sementara 84 lainnya pada Desember 2018. Anggaran untuk pembangunan jembatan-jembatan gantung tersebut yakni Rp 770,5 miliar.
Pembangunan jembatan gantung merupakan salah satu implementasi Nawacita ketiga Presiden Jokowi, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Kehadiran jembatan gantung nantinya akan memperkuat wilayah pedesaan maupun kawasan terpencil yang dipisahkan oleh kondisi alam yang seperti sungai, lereng, bukit, ataupun jurang.
"Jembatan gantung sangat dibutuhkan dan kehadirannya disambut baik oleh masyarakat karena manfaatnya nyata," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam sebuah keterangan resmi, Selasa (23/10/2018).
Pembangunan jembatan gantung menggunakan perancangan desain yang matang, mulai dari pemilihan material hingga penerapan teknologi yang berkualitas. Penggunaan material jembatan gantung seperti material baja, kabel, dan baut juga menggunakan produk lokal dalam negeri yang dibuat di Indonesia.
"Dapat dipastikan, material yang digunakan dalam pembangunan jembatan gantung merupakan material produksi dalam negeri," ungkap Menteri Basuki.
Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Marga Sugiyartanto menyampaikan, kehadiran pembangunan jembatan gantung selain bermanfaat dalam hal konektivitas, juga akan memangkas waktu tempuh masyarakat yang beraktivitas di desa-desa yang terhubung jembatan gantung.
"Nantinya, warga di suatu desa tidak perlu memutar jalan yang cukup jauh untuk menyebrang ke wilayah yang ingin dituju. Kita pahami betul kebutuhan masyarakat desa," kata Sugiyartanto.
Dia menambahkan, semakin meningkatnya kebutuhan pembangunan jembatan gantung, semakin banyak juga stakeholder seperti Kementerian/Lembaga dan LSM yang turut serta mendukung Kementerian PUPR untuk membangun di wilayah lain yang belum terjangkau keberadaan jembatan gantung.
"Hal ini juga memberikan kemudahan akses fasilitas umum yang dibutuhkan, seperti akses menuju puskesmas, sekolah, dan tempat ibadah. Kami terus tingkatkan nilai konektivitas, aksesibilitas, juga mobilitas antarwilayah," tambahnya.
Sebagai catatan, pada 2015 Kementerian PUPR telah membangun sebanyak 10 unit jembatan gantung, tahun 2016 sebanyak 7 unit jembatan gantung, dan tahun 2017 telah 13 unit jembatan gantung yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.