Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu melanjutkan penguatan di awal perdagangan Selasa ini. Investor masih akan memantau perkembangan rilis data emiten kuartal III sepanjang bulan Oktober ini.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (23/10/2018), IHSG sempat melemah tipis 1,74 poin atau 0,03 persen ke posisi 5.838,69. Pada pukul 09.00 WIB, ISHG menanjak 1,44 poin atau 0,02 persen ke posisi 5.841,73.
Indeks saham LQ45 naik 0,03 persen ke posisi 918,63. Sebagian besar indeks saham acuan kompak mendaki.
Sebanyak 177 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Selain itu 72 saham melemah dan 105 saham diam di tempat. Pada sesi I, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.848,04 dan terendah 5.837,04.
Baca Juga
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 21.319 juta saham dengan nilai transaksi harian saham Rp 679 miliar. Investor asing jual saham Rp 372 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.202.
Sektor saham kontruksi memimpin penguatan pada awal perdagangan. Sektor saham kontruksi menguat 0,37 persen. Disusul sektor saham infrastruktur menanjak 0,20 persen dan sektor saham keuangan mendaki 0,30 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham RELI menguat 17,54 persen ke posisi Rp 268 per saham, saham PBSA menanjak 13,04 persen ke posisi Rp 780 per saham, dan saham MPRO melonjak 8,92 persen ke posisi Rp 342 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham INCF melemah 7,02 persen ke posisi Rp 106 per saham, saham BCAP merosot 5,03 persen ke posisi Rp 151 per saham, dan saham UNIC tergelincir 3,56 persen ke posisi Rp 3.790 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prediksi Analis
Analis memperkirakan IHSG bakal melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Selasa pekan ini (23/10/2018). Managing Director, Jagartha Advisors, FX Iwan mengatakan peluang IHSG melonjak di teritori positif masih cukup besar pada hari ini.
IHSG mendapatkan dorongan sentimen positif yang datang dari China dengan dirilisnya komitmen oleh pemerintah China pada akhir pekan lalu.
"Itu melalui wakil perdana menteri Liu He untuk memberikan stimulus berupa tax cut untuk menstabilkan kondisi ekonomi dan juga meredam dampak US tariff," tuturnya kepada Liputan6.com.
"Ini memberikan angin segar kepada pasar regional di Asia untuk mendapatkan sentimen positif mengikuti pergerakan pasar modal di China yang mengalami penguatan pada perdagangan hari ini," ia menambahkan.
Oleh karena itu, menurut Iwan, pada perdagangan besok, IHSG berpotensi untuk melanjutkan penguatan terbatas pada kisaran 5.860-5.890.
"Investor masih akan memantau perkembangan rilis data emiten kuartal III sepanjang bulan Oktober ini," ujar dia.
Sama dengan Iwan, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus optimistis IHSG masih betah di zona hijau. Ia memproyeksikan IHSG akan berada di rentang 5.802-5.867.
"Namun di tengah tingginya volatilitas rupiah, potensi kenaikkan suku bunga the Fed pada akhir bulan, pandangan dan strategi dari Bank Indonesia akan menjadi fokus para pelaku pasar dan investor sehingga keputusan BI akan menjadi arah indeks esok hari," papar dia.
Advertisement
Saham Pilihan
Dengan kondisi pasar yang dinilai baik, Iwan pada hari ini lebih memilih saham-saham defensif dengan pendapatan dolar seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM), PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).
Tak hanya itu, saham-saham pertambangan juga ikut direkomendasikan antara lain PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Sedangkan Nico memilih saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), serta PT Astra International Tbk (ASII).