Liputan6.com, Yogyakarta Direktur Berlico Farma, anak perusahaan Sido Muncul, Irwan Hidayat, terlihat memberikan bantuan kepada mahasiswa terdampak gempa asal Sulawesi Tengah di Bangsa Wiyatapraja, Kompleks Kepatihan DIY, Selasa (23/10/2018) malam. Bukan tanpa alasan ia selalu hadir untuk memberikan bantuan kepada korban gempa.
Di tengah ratusan hadirin, Irwan menceritakan pengalamannya 12 tahun silam ketika gempa Bantul terjadi. Ketika itu, 27 Mei 2006 sekitar pukul 12.00 WIB, ia tiba di Bantul. Ia sempat menelepon saudaranya untuk dicarikan penginapan.
"Waktu itu saudara saya bilang, semua orang meninggalkan Yogyakarta, kok malah sampeyan (Irwan) datang," ujar Irwan menirukan ucapan saudaranya saat itu.
Baca Juga
Advertisement
Ia tetap meneruskan niatnya untuk melihat kondisi Yogyakarta pasca-gempa Bantul. Ia juga sudah menyiapkan uang senilai Rp 75 juta untuk membeli bantuan makanan.
Irwan menilai kerusakan gempa Bantul kala itu luar biasa. Memasuki hari kelima, uang yang disediakannya sudah habis. Ia mulai berpikir, bagaimana meneruskan bantuan.
Di sela-sela itu, sang ibu menelepon untuk menanyakan kabar Irwan. Ia menjawab, sedang membantu korban gempa.
"Ibu saya nyuruh untuk membantu lagi korban gempa Bantul, padahal uang saya ketika itu sudah habis, tetapi saya berpikir bahwa yang menyuruh saya itu Tuhan melalui ibu saya," tutur Irwan.
Ia pun meneruskan langkahnya untuk memberikan bantuan. Pada hari ketujuh, ia sudah menghabiskan Rp 750 juta.
Irwan berencana untuk pulang, tetapi ia belum bisa beranjak karena kerusakan akibat gempa Bantul masih parah. Ia berinisiatif minta tolong kepada stasiun-stasiun televisi.
"Mereka sempat berpikir sulit memberikan bantuan karena terhadang audit, tetapi saya ancam, saya tidak mau pasang iklan kalau kalian tidak membantu," ucapnya.
Akhirnya, terkumpul dana Rp 450 juta yang digunakannya untuk memanggil dokter ortopedi dan membeli alat penyambung tulang. Dua dokter mengoperasi 50 pasien setiap hari.
Irwan meninggalkan Yogyakarta pada 10 Juni 2017. Ia terlibat pembuatan iklan dengan Mbah Marijan, juru kunci Merapi. Tidak disangka, penjualan produknya meningkat lima kali lipat.
"Ketika kami datang ke tempat bencana seperti gempa Bantul, kami tidak membawa hal-hal spektakuler, kami hanya membawa perasaan iba," kata Irwan.
Ide Membantu Korban Gempa Palu Muncul di Manado
Irwan mendapat ide membantu mahasiswa asal Sulawesi Tengah yang berada di Yogyakarta ketika ia sedang berada di Manado. Ketika itu, seorang akademisi dari Universitas Sanata Dharma yang sedang bersamanya mengusulkan untuk membantu mahasiswa saja.
Dengan membawa bendera PT Berlico Mulia Farma, Irwan menyumbangkan Rp 150 juta untuk 50 mahasiswa terdampak gempa Palu yang berada di Yogyakarta. Bantuan yang diterima itu bisa dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup di Yogyakarta selama masa pemulihan Palu.
"Banyak dari mereka yang belum terjangkau bantuan, sementara biaya hidup selama di Yogyakarta harus tetap dipenuhi," ujar Irwan.
Ia juga memberikan bantuan sebesar Rp 50 juta untuk posko mahasiswa atau asrama mahasiswa Sulawesi Tengah yang berada di Yogyakarta. Jumlah mahasiswa asal Palu yang berada di Yogyakarta sekitar 2.000-an dan yang terdampak gempa Palu secara tidak langsung sebanyak 723 orang.
Pada kesempatan yang sama Duta Besar Filipina untuk Indonesia, Leehiong T Wee, ikut memberikan bantuan senilai USD 2.000 atau sekitar Rp 30 juta. Rencananya, bantuan itu akan dibagikan kepada 10 mahasiswa asal Palu lainnya yang belum memperoleh bantuan.
"Kami berinisiatif untuk membantu atas dasar persaudaraan, ketika ada bencana di Filipina, pemerintah Indonesia juga selalu membantu," ucap Lee.
Advertisement