Bos Bekraf: Generasi Milenial Paling Minat Kerja di Ekonomi Kreatif

Kepala Bekraf, Triawan Munaf, menuturkan ekonomi kreatif saat ini berhasil menjadi model baru dalam membangkitkan kekuatan ekonomi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Okt 2018, 13:15 WIB
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf memberikan sambutan dalam acara pembukaan Pasar Kita oleh Sahabat UMKM di Lippo Mall Puri, Jakarta, Sabtu (10/3). Kegiatan Pasar Kita akan berlangsung pada tanggal 10-11 Maret. (Liputan6.com/Pool)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) telah membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Saat ini, sektor ekonomi kreatif berhasil menjadi tujuan terpopuler para pencari kerja. Kepala Bekraf, Triawan Munaf, menuturkan ekonomi kreatif saat ini berhasil menjadi model baru dalam membangkitkan kekuatan ekonomi. Apalagi sektor ini sangat dekat dengan para generasi milenial.

"Ekonomi kreatif ini juga semakin lama semakin diminati oleh milenial. Ini sektor pencari kerja baru, terutama di CPNS tinggi minatnya terhadap ekonomi kreatif ini paling tinggi," ujar dia di Kementerian Sekretariat Negara, Selasa (23/10/2018).

Triawan memaparkan, pada 2015 saat baru dimulai tugasnya, tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif keseluruhan sebesar 15,9 juta. Jumlah ini terus meningkat hingga 2017 menjadi 17,4 juta orang, dan pada 2018 mencapai 18 juta orang. Meski terus tumbuh, Triawan mengaku kualitas dan produktivitas pekerja terus meningkat.

Ini terlihat dari jumlah pertumbuhan tenaga kerja yang melambat, tapi sumbangsih terhadap PDB terus meningkat. Pada 2016, pertumbuhan pekerja di sektor ini sebesar 5,95 persen.

Namun pada 2018, pertumbuhannya hanya 3,72 persen. Sementara untuk PDB, sektor ekonomi kreatif pada 2018 diperkirakan mencapai Rp 1.105 triliun. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya di mana 2017 sebesar Rp 1.009 triliun dan 2016 sebesar Rp 922 triliun.

"Angka-angka yang positif ini terus berlanjut. Harapannya sektor ekonomi kreatif ini bisa jadi andalan kita dalam pertumbuhan ekonomi," pungkas Triawan. (Yas)

 


Ajak Perusahaan Rintisan Go Public, Bekraf Luncurkan GoStartUp Indonesia

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) resmi meluncurkan platform GoStartUpIndonesia (GSI) (Foto:Liputan6.com/Bawono Y)

Sebelumnya, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) resmi meluncurkan platform GoStartUpIndonesia (GSI) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis 6 September 2018.

Platform GSI merupakan tindaklanjut dari Nota Kesepahaman antara Bekraf dan BEI mengenai program IDX Incubator. Kerja sama ini sebagai bentuk dukungan dan pengembangan perusahaan rintisan (startup) ekonomi kreatif untuk mendorong akses permodalan bagi perusahaan rintisan melalui perusahaan terbuka (GoPublic).

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo mengatakan, platform GSI merupakan jembatan untuk membangun komunikasi yang lebih baik dengan perusahaan rintisan.

"Bekraf dan BEI mempunyai tujuan yang sama terhadap perusahaan startup. Kami ingin menjadikan mereka menjadi perusahaan besar melalui perusahaan terbuka atau go public," tutur dia di Gedung BEI, Kamis.

Sementara itu, Kepala Bekraf Triawan Munaf menuturkan, platform GSI diharapkan dapat menciptakan atmosfir yang mendukung bagi pertumbuhan startup di Indonesia.

"GSI mempercepat pertumbuhan ekosistem yang kondusif bagi startup di Indonesia, khususnya pada sektor ekonomi kreatif di berbagai tingkatan siklus usaha rintisannya," ujar dia.

Triawan juga menambahkan, platform GSI harus menjadi solusi bagi perusahaan rintisan untuk maju dan berkembang.

"Oleh karena itu kita ingin ada unicorn lainnya seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak merupakan harapan dan impian dari setiap startup," pungkasnya.

Sebagai informasi, melalui platform GSI ini, akan ada program yang disebut CreaX. Perusahaan rintisan akan memperoleh mentoring dan pitching dari Bekraf. Melalui platform GSI, Bekraf juga akan melakukan roadshow di kota-kota besar seperti Surabaya, Medan, Denpasar, Bandung, Makassar, dan juga Jakarta.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya