Liputan6.com, Jakarta Penyelesaian masalah pilih-pilih makanan (picky eater) pada anak harus dimulai sebelum si Kecil menginjak usia pra sekolah.
Caranya, orangtua harus membiasakan mereka makan makanan gizi seimbang sebanyak tiga kali sehari, ditambah dengan asupan camilan (snack) dua kali sehari.
Advertisement
"Kalau diatasi setelah usia pra sekolah atau remaja, akan lebih sulit," kata Pakar Tumbuh Kembang Anak, Prof Dr dr Rini Sekartini SpA(K), dalam Peluncuran Susu Curcuma Plus belum lama ini.
Orangtua Adalah Contoh
Selama fase anak-anak sampai remaja, anak akan melihat kebiasaan makan orangtua atau orang-orang yang berada di sekitar dia.
Bila sedari kecil sudah diberi contoh pola makan yang salah, kata Rini, itu akan tertanam sampai dia remaja. Masalah pilih-pilih makanan pun jadi tidak terselesaikan.
"Memang sebaiknya masalah makan ini selesai di usia pra sekolah," kata Rini menekankan.
Advertisement
Sekolah
Selain di rumah, paling mudah mengajarkan makan yang benar pada anak adalah di sekolah. Dengan kata lain, guru juga ikut memantau asupan yang masuk ke mulut anak didiknya.
"Sebagian besar teratasi, karena ada teman-temannya juga," ujar dia.
Inilah yang harus dipahami para ibu, yang seringkali gelisah begitu tahu anaknya jadi pemilih soal makanan.
"Jika bunda baru mulai saat anak usia sekolah, itu sudah salah. Harusnya dimulai saat anak diberi MPASI lalu dilanjutkan makanan keluarga," kata Rini menekankan.
Cegah Stunting
Bila ini teratasi, Rini yang juga Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Jakarta, mengatakan, anak pun bisa terhindar dari stunting karena kurang gizi.
Akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, anak mengalami gagal tumbuh, baik pada tubuh maupun otaknya. Anaknya pun jadi kerdil atau pendek, serta mengalami keterlambatan dalam berpikir.
"Jika anak sudah dididik yang benar, itu akan menjadi kebiasaan yang baik. Sehingga orangtua dapat menghindarkan anak menjadi picky eater," kata dia.
Advertisement