Liputan6.com, London - Para arkeolog baru saja menemukan bangkai kapal, yang diyakini tertua di dunia, di dasar Laut Hitam. Mereka memperkirakan artefak itu tidak terganggu selama lebih dari 2.400 tahun.
Kapal sepanjang 23 meter yang diyakini berasal dari peradaban Yunani kuno itu, ditemukan masih cukup lengkap dengan tiang-tiangnya, kemudi dan bangku-bangku dayung.
Dikutip dari The Guardian pada Selasa (23/10/2018), peneliti menyebut oksigen yang kurang di kedalaman lokasi kapal karam membuatnya tetap lestari.
"Sebuah kapal yang masih utuh dari dunia klasik, terletak di lebih dari dua kilometer di bawah permukaan air laur, adalah sesuatu yang saya sendiri tidak percaya bisa menemukannya," kata Profesor Jon Adams, peneliti utama pada Proyek Pelayaran Laut Hitam Maritim (MAP), tim yang membuat temukan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Ini akan mengubah pemahaman kita tentang pembuatan kapal dan pelayaran di peradaban kuno," lanjutnya.
Artefak itu diyakini pernah menjadi kapal dagang, yang menurut para peneliti, terukir di ilustrasi sisi tembikar Yunani kuno, seperti 'Siren Vase' di British Museum, Inggris.
Karya itu, yang berasal dari sekitar periode serupa, menggambarkan sebuah kapal yang membawa Odysseus --pahlawan Yunani kuno-- melewati sekumpulan siren (makhluk duyung), bersama pujangga Homer yang memastikan lagu-lagu maut tidak membahayakan perjalanan laut keduanya.
Tim arkeolog mengatakan mereka berniat membiarkan kapal berada di lokasi karamnya, dan memotret dengan kamera infra merah untuk dokumentasi.
Mereka juga mengambil sepotong kecil artefak, yang telah diberi tanggal karbon oleh University of Southampton, Inggris.
Mereka mengklaim hasil temuan itu sebagai "bangkai kapal utuh tertua yang pernah diketahui umat manusia". Adapun data hasil penelitian akan dipublikasikan pada konferensi Black Sea MAP di ajang Wellcome Collection di London, akhir pekan ini.
Simak video pilihan berikut:
Pemahaman tentang Laut Prasejarah
Temuan kapal karam berusia ribuan tahun itu adalah satu di antara lebih dari 60 bangkai kapal yang ditemukan oleh tim arkeolog maritim internasional, ilmuwan dan surveyor kelautan, dalam misi penjelajahan tiga tahun di kedalaman Laut Hitam.
Tujuan penelitian itu adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih besar tentang dampak laut prasejarah, termasuk kaitannya dengan perubahan ketinggian muka air laut.
Para arkeolog juga mengatakan telah membuat film dokumenter terkait, yang akan ditampilkan di British Museum, Lonon, mulai Selasa ini.
Advertisement