Selawat Berkumandang, Garut Kembali Sejuk Usai Insiden Pembakaran Bendera HTI

Sambil memejamkan mata, mereka nampak khusuk bersholawat, dan membaca asmaul husna untuk keselamatan bangsa dan negara Indonesia.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 24 Okt 2018, 11:00 WIB
Aparat dan pelajar Garut gelar sholawatan dan doa bersama (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Aparat Polres Garut, mengajak ratusan pelajar SMP dan SMA yang tergabung dalam Patroli Keamanan Sekolah (PKS) berselawat bersama. Hal ini menyusul insiden pembakaran bendera HTI kemaren. Harapannya, ketegangan yang sempat hadir di Garut kembali mencair.

"Siswa SMP dan SMA juga bisa berkontribusi dengan sama-sama mendoakan Garut yang aman dan kondusif,” ujar Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, Selasa 23 Oktober 2018.

Menggunakan lapangan utama Mapolres Garut, di bilangan Jalan Sudirman, Garut, puluhan anggota brimob dengan sikap duduk sempurna berbaur bersama dengan ratusan pelajar yang telah lebih dahulu memasuki area lapangan.

Sambil memejamkan mata, mereka nampak khusuk berselawat, dan membaca asmaul husna untuk keselamatan bangsa dan negara Indonesia.

Meskipun awan mendung memayungi mereka, namun kolaborasi pelajar dan aparat kemanan negara itu, terlihat padu dan serasi mengamini doa, saat Kapolres dan beberapa perwira di bawahnya ikut bersama memanjatkan doa bersama.

Menurut Budi, menjelang datangnya momen politik nasional Pilpres dan Pileg tahun depan, ia meminta masyarakat Garut terutama pelajar menjaga keamanan dan ketentraman di wilayahnya masing-masing.

Sehingga kondisi kondusif yang telah terjaga selama ini, bisa dibawa ke lingkungan sekolahnya masing-masing. "Nanti kita laksanakan lagi di lain waktu," kata dia di hadapan seluruh pelajar.

Tidak hanya berselawat dan doa bersama, kondisi itu dimanfaatkan perwira melati dua polda Jabar itu untuk mensosialisasikan keselamatan berlalu lintas di kalangan pelajar.

"Siapa yang sudah berusia 18 tahun," tanya dia, yang dijawab sejurus kemudian oleh satu pelajar laki-laki. "Batas membawa kendaraan itu kan 17 tahun, makanya kami ajak mereka sadar keselamatan berlalu lintas," ujarnya.

Dengan pemahaman itu, para pelajar yang merupakan perwakilan dari tiap sekolah SMP dan SMA di Garut itu, diharapkan mereka mampu memberikan tauladan yang baik, termasuk menjadi duta tertib lalu lintas polres Garut di antara pelajar. "Jangan hanya di sini, tapi tertib lalu lintas ini harus diterapkan di sekolah ya," pinta dia.

Bukan hanya itu, meningkatnya kesadaran berlalu lintas, lembaganya berharap angka kecelakaan di tingkat pelajar bisa menurun. "Pelajar kan masih labil. Jadi masih berbahaya kalau membawa kendaraan di bawah 17 tahun," ucapnya.

Budi menambahkan, kegiatan sosialisasi ini tidak hanya dilaksanakan di Mapolres, namun lembaganya rutin mendatangi sekolah untuk melakukan penyuluhan dan pembinaan para siswa, terutama pentingnya kesadaran berlalu lintas.

Acara kemudian ditutup dengan silaturahmi antara pelajar dan perwira Polres Garut serta foto bersama antara polisi dan pelajar.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya