Liputan6.com, Jakarta Banyak ibu yang baru melahirkan yang kembali bekerja khawatir dengan perkembangan karier dan penilaian di mata atasan. Pasca tiga bulan cuti melahirkan, ibu bekerja harus rutin memompa ASI di sela-sela mengerjakan tugas kantor demi sang buah hati.
Saat memompa, ibu membutuhkan waktu tertentu agar ASI bisa keluar dalam jumlah yang cukup. Banyak ibu yang khawatir, hal ini mengganggu kinerja dan produktivitasnya sebagai seorang karyawan.
Advertisement
Sebuah survei yang dilakukan oleh Bloomberg dan Aeroflow, mengungkap kalau sebanyak 774 ibu bekerja merasa aktivitas memompa ASI saat bekerja akan memengaruhi karier mereka. Lalu, 387 ibu mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan baru setelah memiliki anak.
Sebagian besar dari para ibu yang terlibat survei berpikir kalau ada stigma pada ibu-ibu menyusui yang bekerja. Diann Burns, ibu tiga anak dan tim legal dari sebuah perusahaan di Virginia, Amerika Serikat mengungkap kalau atasannya sempat membicarakan soal memompa ASI dan produktivitas pada dirinya.
"Ada anggapan bahwa saya bekerja dengan kurang dan menghilangkan fakta saya tidak mengambil waktu istirahat seperti pekerja lain. Tidak ada karyawan yang bekerja setiap menit. Saya tahu saya harus menyelesaikan pekerjaan saya dan kemudian memompa," ungkap Burns, kepada Bloomberg, seperti dikutip dari Good Morning America.
Saksikan juga video menarik berikut:
Kebijakan perusahaan, kesuksesan pemberian ASI eksklusif
Kebijakan perusahaan tempat para ibu bekerja memang sangat dibutuhkan untuk keberhasilan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan.
Dari penelitian yang dilakukan tim dari University of Minnesota, juga terungkap ibu bekerja yang disediakan waktu dan tempat untuk memompa ASI, cenderung berhasil menyusui anaknya secara eksklusif selama 6 bulan.
Penulis: Mutia/Dream.co.id
Advertisement