Tegas, Wagub Bali Akan Tutup Toko 'Mafia' Tiongkok yang Rugikan Pariwisata

Dari praktik ilegal ini, pariwisata Bali hanya mendapat sampah dari wisatawan Tiongkok yang datang.

Oleh JawaPos.com diperbarui 24 Okt 2018, 13:01 WIB
Karma Beach merupakan pantai menawan yang berada di dalam kawasan Karma Kandara Resort Bali. Foto: Ahmad Ibo/ Liputan6.com.

Bali - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati akhirnya ambil langkah tegas soal pariwisata Bali yang dijual murah mafia Tiongkok. Pria yang akrab disapa Cok Ace telah merapatkan barisan meminta Industri Pariwisata Badung ikut menyelesaikan masalah yang terjadi.

Acara yang dikemas dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Road to Quality Tourism”, itu berlangsung di Hotel The Trans, Kuta.  Menurut Cok Ace, ada praktik ilegal wisatawan Tiongkok dipaksa berbelanja di sejumlah toko yang diduga mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok tanpa izin.

Hal ini tentu saja merugikan pariwisata Bali. Tidak hanya itu, sistem pembayaran juga dicurigai memakai sistem perbankan dari Tiongkok.

“Tidak ada sepeser pun yang didapat oleh Bali. Sehingga, hal itu semakin merugikan bisnis pariwisata, karena Bali hanya mendapatkan sampahnya saja. Kita harus selektif mendatangkan wisatawan ke Bali,” tandas Cok Ace seperti dikutip Jawapos.com.

Apalagi, lanjut Cok Ace, wisatawan asal Tiongkok mendominasi angka kunjungan wisatawan ke Bali. Cok Ace mengajak semua pemangku kebijakan bersinergi menyelesaikan permasalahan ini agar tidak sampai terulang kembali.

Saat ini baik Pemprov Bali maupun pemerintah kabupaten sudah mengambil tindakan dengan melakukan pemeriksaan langsung ke toko-toko yang di curigai melakukan tindakan curang.

“Apabila ketahuan melakukan tindakan kecurangan maka akan langsung ditindak tegas baik pencabutan izin maupun penutupan usahanya,” imbuh penglingsir Puri Ubud itu.

Cok Ace meminta semua pihak harus bersinergi agar permasalahan tersebut bisa terselesaikan dan tidak terulang kembali.

Mantan Bupati Gianyar, itu mengatakan beberapa hari lalu sudah turun langsung untuk pengecekan ke lapangan mendatangi beberapa toko.

Dari hasil pengecekan tersebut ada yang mencurigakan, di mana pihak toko mempekerjakan orang asing, produk yang dijual juga tidak mencerminkan Bali bahkan kebanyakan yang dijual merupakan barang impor.

“Kita semua harus bertanggungjawab, kita tidak ingin Bali dijual murah, semua pihak harus bersinergi bergandengan tangan,” tegasnya.

Baca juga berita Jawapos.com lainnya di sini.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya