Fraksi Gerindra Walk Out dari Rapat Pembatalan Kenaikan Harga Premium

Anggota Komisi VII Fraksi Gerindra keluar dari rapat (walk out) setelah berdebat panjang membahas pembatalan kenaikan harga BBM.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Okt 2018, 17:09 WIB
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi VII Fraksi Gerindra keluar dari rapat (walk out), setelah berdebat panjang membahas pembatalan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah.

Rapat kerja Komisi VII DPR dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dijadwalkan Rabu (24/10/2018) Pukul 14.00, dimulai Pukul 14.38.

Pimpinan rapat Ridwan Hisjam dari Fraksi Golkar membuka rapat, dengan pembahasan awal mengenai keputusan kenaikan harga Premium, yang dalam hitungan menit dibatalkan pemerintah pada Rabu (10/10/2018). ‎

"Menteri ESDM mengumumkan kenaikan harga BBM Premium di sela pertamuan IMF, namun 4.55 menit kemudian dibatalkan‎. Hal ini menimbulkan tanda tanya," kata ‎Ridwan, di ruangan rapat Komisi VII, Gedung DPR, Jakarta.

Dia pun meminta penjelasan Menteri ESDM Ignasius Jonan, untuk menjelaskan keputusan tersebut‎. "Untuk itu kami serahkan ke Menteri ESDM untuk menjelaskan," tuturnya.

Belum sempat Jonan memberikan penjelasan, Anggota Komisi VII Fraksi PDIP Adian Napitupulu meminta agar penjelasan Kementerian ESDM mengenai pembatalan kenaikan harga Premium tidak dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan lain mengenai Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL), sebab keputusan tersebut tidak berdampak pada kerugian ekonomi.

"Kalau penjelasan tidak jadi naik BBM urgensinya apa? Karena tidak ada unsur kerugian ekonomi, kalau tidak ada kenapa buang waktu untuk itu," ‎ungkapnya.

Ungkapan Adian kemudian ditanggapi Anggota Komisi VII DPR ‎dari Fraksi Demokrat Muhammad Nasir, dia beranggapan pembatalan kenaikan harga Premium berdampak pada antrian kendaraan yang hendak mengisi BBM dan menciptakan penimbunan.

"Dampak dari pengumuman kenaikan ini, dampaknya besar terjadi antrean signifikan di. daerah karena terjadi penimbunan premium  dan terjadi kelangkaan juga," tuturnya.

Adian pun kembali menyampaikan pendapatnya, ‎"Rapat itu ada urgensinya, kalau menimbulkan dampak, dampak apa?, kalau dibilang rakyat resah diwujudkan dalambentuk apa? Lebih baik dilanjutkan saja dari pada membuang waktu," tegasnya.

Sedangkan Anggota Komisi VII Fraksi Gerindra Kardaya Warnika berpendapat, Kementerian ESDM tetap memberikan penjelasan pembatalan kenaikan harga Premium, meski tidak ada dampaknya pada kerugian.

"Karena sudah memtusakan dalam rapat internal ada rapat kita teruskan. Kalau ditanyakan apa urgensinya atau apa dampaknya boleh saja tidak ada dampak, tap‎i bagi saya dampak sangat besar karena BBM menyangkut hajat hidup orang banyak," paparnya.

Atas perdebatan panjang tersebut, kemudian pemimpin rapat menskors rapat tersebut. Setelah rapat dibuka perdebatan antar anggota dewan yang hadir kembali terjadi, akhirnya rapat diputuskan tertutup.

Atas keputusan ini, membuat anggota Komisi VII Fraksi Gerindra yang hadir yaitu Kardaya, Ramson Sigian dan Bambang Haryadi memutuskan melakukan walk out dari rapat tersebut.

"Karena rakyat berhak mendapat informasi, karena rapat tertutup kami tidak ikut rapat kami walk out. Kita butuh penjelasan dari menteri penjelasan dari pemerintah rakyat perlu tahu. Rapat kerja itu harus terbuka. Baru kali ini ada rapat kerja tertutup," kata Ramson sambil meninggalkan ruang rapat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya