Indonesia-Jerman Jalin Kerja Sama Pendidikan Vokasi

Program Kemitraan Pendidikan Kejuruan ini juga tertera dalam Protokol Negosiasi Kerja Sama Pembangunan antara Indonesia dan Jerman tertanggal 17-18 Juli 2017.

oleh Merdeka.com diperbarui 24 Okt 2018, 19:10 WIB
Presiden Jokowi mendengarkan penjelasan Presdir Astra Otoparts Hamdhani Dzulkarnaen usai meluncurkan vokasi tahap III yang link and match antar SMK di Jawa Barat dengan industri, di Cikarang Pusat, Bekasi, Jumat (28/7). (Liputan6.com/Angga Yunani)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menandatangani nota kesepahaman bersama Kamar Dagang dan Industri Trier Jerman (IHK Trier) tentang implementasi program kemitraan pendidikan kejuruan atau vokasi di Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rudy Salahuddin mengatakan, program ini merupakan program kemitraan antara Indonesia dan Jerman.

"Program Kemitraan pendidikan kejuruan ini merupakan bagian dari kerjasama teknik bilateral antara pemerintah Indonesia dan Jerman yang dibiayai oleh Pemerintah Republik Federal Jerman melalui Sequa (organisasi pengembangan Jerman)," kata Rudy di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Dasar dari program ini, adalah persetujuan dari Kementerian Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Jerman (BMZ) nomor PN 2018.1001.9. tertanggal 30 November 2017.

Program Kemitraan Pendidikan Kejuruan ini juga tertera dalam Protokol Negosiasi Kerja Sama Pembangunan antara Indonesia dan Jerman tertanggal 17-18 Juli 2017.

Waktu yang disepakati untuk pelaksanaan program yang telah berjalan adalah tahap I dari 1 Februari 2012 sampai dengan 31 Januari 2018 yang diperpanjang dengan tahap II dari 31 Januari 2018 sampai dengan 31 Maret 2018.

Kerja Sama Teknik Bilateral yang baru dilanjutkan terhitung setelah MoU ditandatangani sampai dengan 31 Maret 2021.

Rudy menjelaskan inti program kemitraan yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 hingga 2021 ini menitikberatkan pada 3 hal antara lain pengembangan dokumen-dokumen atau instrumen-instrumen untuk pendidikan kejuruan di industri.

Kedua, penetapan infrastruktur untuk kualifikasi pelatih tempat kerja. Ketiga, pemberdayaan organisasi-organisasi bisnis di Indonesia untuk koordinasi antara sekolah dan industri.

"Pengembangan pendidikan kejuruan sistem ganda berdasarkan contoh Jerman di Indonesia diharapkan dapat menurunkan angka pengangguran anak muda yang tinggi dan meningkatkan kompetensi keahlian. Kita harus memastikan dunia usaha dan dunia industri sendiri yang mengintegrasikan pembelajaran di perusahaan dalam pendidikan kejuruan sistem ganda," ujar Rudy.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Presiden Jokowi meninjau program pendidikan vokasi di Cikarang Pusat, Bekasi, Jumat (28/7). Sebelumnya Jokowi meresmikan kerjasama pendidikan vokasi antara Kementerian Perindustrian dan PT Astra Otoparts serta SMK di Jawa Barat (Liputan6.com/Angga Yunani)

Program Kemitraan Tahun 2018-2021 ini, menggandeng industri yang selama ini kurang dilibatkan dalam pendidikan kejuruan dan mengembangkan struktur yang menyeluruh untuk organisasi-organisasi mitra di Indonesia, yang dijadikan sebagai contoh sukses untuk multiplikasi.

Kemudian, organisasi-organisasi mitra dari dunia usaha dan dunia industri di Indonesia juga diharapkan dapat menentukan target dan isi program secara signifikan. Karena itu, Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang secara konsisten digunakan dalam program.

Sementara Kadin Indonesia serta Pusat Pelatihan Kadin Jawa Tengah (EduKadin) dan Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi (BKSP) Jawa Timur akan menjadi mitra Program Kemitraan 2018-2021 ini.

"Program ini juga bekerja sama dengan lembaga-lembaga pemerintah terkait, program-program bantuan lainnya, sekolah-sekolah kejuruan, asosiasi-asosiasi profesi dan perusahaan-perusahaan terkait," pungkas Rudy.

Hadir dalam kesempatan ini antara lain Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Anton J Supit,Chief Executive of Chamber of Commerce and Industry of Germany Jan Grockauer dan The Representative of German Embassy, Raffael Teck.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya