Jokowi soal Politikus Sontoloyo: Saya Keceplosan

Jokowi mengaku kekesalannya tak terbendung melihat realita politik.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Okt 2018, 18:53 WIB
Presiden Joko Widodo saat berpidato dalam Bali Fintech Agenda IMF-WB 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). Jokowi mengaku mengacu pada kebijakan Amerika Serikat (AS) yang merupakan negara kelahiran internet. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka pertemuan pimpinan Gereja dan Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Agama Kristen Seluruh Indonesia, Rabu (24/10/2018). Acara digelar di Istana Negara, Jakarta.

Saat memberikan sambutan, Jokowi lagi-lagi menyinggung soal politikus sontoloyo. Ia mengungkapkan latar belakang pernyataan itu terlontar dari mulutnya.

"Kemarin saya kelepasan, saya sampaikan politikus sontoloyo. Ya itu, jengkel saya. Saya enggak pernah pakai kata-kata seperti itu. Karena sudah jengkel, ya keluar. Saya biasanya ngerem tapi sudah jengkel ya bagaimana," jelas Jokowi.

Kekesalan Jokowi lantaran politikus acap kali menggunakan cara-cara tidak beretika dan tak beradab saat berkontestasi di pesta demokrasi. Cara tidak beradab yang dimaksud adalah menggunakan isu SARA, mengadu domba, fitnah, dan menebar kebencian.

Padahal, kata Jokowi, pendiri bangsa Indonesia tidak pernah mengajarkan tentang adu domba dan saling memecah belah rakyat dalam merebut kekuasaan.

"Di mulai dari urusan politik yang sebetulnya setiap lima tahun pasti ada. Dipakailah cara cara politik adu domba, cara cara politik memfitnah, cara cara politik memecah belah hanya untuk merebut sebuah kursi, sebuah kekuasaan," kata Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini menyebut, sebetulnya Indonesia sangat menjunjung tinggi perbedaan dan kebhinekaan. Buktinya, selama 73 tahun Indonesia merdeka seluruh rakyat Indonesia masih hidup berdampingan di tengah keberagaman agama, suku, bahasa, adat dan budaya.

 


Saat Pembagian Sertifikat

Jokowi mulai menyindir politikus sontoloyo saat membagikan 5.000 sertifikat tanah untuk warga di Lapangan Bola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018). Ucapan tersebut bertujuan mengingatkan para politikus agar menggunakan cara-cara sehat saat berkontestasi di Pemilu 2019.

Jokowi menginginkan, kontestasi politik diwarnai adu gagasan dan program. Bukan justru saling mengadu domba, memecah belah, dan menebar kebencian.

Saksikan video pilihan di bawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya