Isyarat Hadiah Terakhir Sebelum Insiden Tewasnya Satu Keluarga di Palembang

Sebelum bunuh diri, FR sempat memberikan hadiah kepada salah satu karyawannya.

oleh Nefri Inge diperbarui 25 Okt 2018, 08:30 WIB
Foto kebersamaan FR dan keluarganya semasa hidup (Dok. foto pribadi korban / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Tewasnya satu keluarga yang bermukim di Komplek Kebun Sirih, Bukit Sangkal Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) tidak disangka oleh para tetangganya. Terlebih sosok FR (45), sang kepala rumah tangga yang dikenal sebagai sosok yang baik.

Malam sebelum insiden pembunuhan berdarah itu terjadi, FR sempat berkumpul bersama karyawannya di depan kantornya. Sosok FR yang ramah dan supel, tidak menunjukkan gelagat apapun yang mencurigakan.

Dandi (18), salah satu karyawannya mengatakan, dia bersama rekan kerjanya mengobrol dengan FR dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

Saat berbincang, tidak ada perkataan yang aneh yang dilontarkan majikannya. Bahkan Dandi sempat diberi hadiah oleh FR.

“Pak FR kasih saya cincin batu akik ini, katanya dipakai saja. Biasanya dia suka memberi barang-barangnya untuk saya dan karyawan lainnya kalau dia sudah bosan pakainya. Memang bapak suka mengobrol sama kami dan tetangganya,” katanya kepada Liputan6.com, Rabu (24/10/2018).

Namun Dandi tidak menyangka kalau cincin batu akik itu jadi hadiah terakhir untuknya. Dia baru tahu insiden satu keluarga tewas ini, saat akan mengantar saudaranya ke sekolah pada Rabu pagi.

FR sekeluarga sudah dianggap Dandi sebagai keluarganya sendiri, apalagi FR tidak pernah membedakan strata ekonomi dengan para karyawannya.

“Pak FR baik sekali, salah satu orang yang paling baik yang saya kenal, lebih dari keluarga. Apa yang diminta selalu diberikan,” ujarnya.

Owner CV Fransitcom ini juga dikenal sebagai kolektor burung hias. Alumni SMA Xaverius angkatan 1992 ini juga mempunyai banyak koleksi burung kicau, salah satunya burung Macau.

Dia juga sering menggelar beberapa even kompetisi burung kicau yang sering diikuti pecinta burung di Palembang.

“Pak FR sudah terkenal dimana-mana sebagai pecinta burung kicau. Dia juga sering menggelar lomba dengan dananya sendiri. Saya sudah dua tahun ikut bapak, mengurus burung peliharaannya itu,” ucapnya.

 


Nasib Anjing Kesayangan

Jenasah RF, anak pertama FR yang tewas tertembak di kamarnya (Dok. Humas Polda Sumsel / Nefri Inge)

Selain memelihara burung, FR sekeluarga juga mempunyai hewan peliharaan lainnya yaitu anjing poni. Dua anjing poni diberi nama Choky dan Snowy merupakan anjing kesayangan FR dan kedua anaknya.

Mirisnya, dua anjing peliharaan FR ditemukan tewas di dalam kolam di kediamannya. Dari informasi yang diperoleh, FR sengaja menembak mati kedua anjingnya ini setelah ditenggelamkan di dalam kolam.

Nama dua anjing kesayangannya ini juga ditulis FR di pesan terakhirnya yang ditemukan di kamar tidurnya.

Hal ini dibenarkan oleh Kombes Pol Budi Suryanto, Direktur Direktorat Kriminal dan Umum (Dirkrimum) Polda Sumsel.

“Ya, seperti itu. Tapi kita masih olah TKP. Kita juga masih menunggu hasil dari pemeriksaan dokter dan laboratorium forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang,” ungkapnya.

FR (45), MG (42), RF (18) dan KT (11) ditemukan tewas di kamar masing-masing dengan luka tembakan di kepala dan wajah. KT adalah siswi kelas enam Sekolah Dasar (SD) di Palembang.

Sedangkan RF masih duduk di kelas dua SMA swasta di Palembang. Di kamar RF, sudah tergantung seragam sekolah di lemarinya yang akan digunakannya ke sekolah. Pembunuhan satu keluarga ini diduga terjadi pada Rabu dini hari

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya