Vale Indonesia Raup Laba USD 55,21 Juta

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama 2018. Hal itu didukung harga penjualan yang tinggi.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Okt 2018, 10:37 WIB
Ilustrasi Foto Pertambangan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) membukukan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama 2018. Hal itu didukung harga penjualan yang tinggi.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, seperti ditulis Kamis (25/10/2018), PT Vale Indonesia Tbk membukukan laba USD 55,21 juta hingga kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya rugi USD 19,62 juta.

Hal itu didukung kenaikan pendapatan 29,16 persen dari posisi USD 448,70 juta hingga kuartal III 2017 menjadi USD 579,59 juta hingga kuartal III 2018.

Perseroan membukukan laba bruto USD 96,45 juta hingga kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya rugi USD 10,47 juta.

Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan lainnya sebesar 52,38 persen menjadi USD 2,87 juta pada kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,88 juta. Di sisi lain, beban usaha perseroan naik menjadi USD 8,75 juta dan beban lainnya bertambah jadi USD 10,21 juta.

Total liabilitas PT Vale Indonesia Tbk turun menjadi USD 311,71 juta pada 30 September 2018 dari posisi 31 Desember 2017 sebesar USD 365,19 juta. Sedangkan ekuitas naik menjadi USD 1,87 miliar pada 30 September 2018. Perseroan kantongi kas naik menjadi USD 266,28 juta.

 


Kinerja Didukung Harga

Ilustrasi Foto Pertambangan (iStockphoto)

CEO PT Vale Indonesia Tbk, Nico Kanter menuturkan, perseroan mencatatkan keuntungan pada kuartal III 2018 didukung harga penjualan yang tinggi. Dibandingkan kuartal sebelumnya, produksi nikel dalam matte dan pengiriman nikel matte masing-masing sekitar empat persen dan satu persen lebih rendah.

"Namun,pendapatan sedikit lebih tinggi, karena harga realisasi rata-rata lebih tinggi pada kuartal III 2018. Kami akan tetap fokus dalam mengoptimalisasikan kapasitas produksi kami, meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya," ujar Nico.

Tercatat produksi nikel dalam matte mencapai 54.227 ton hingga September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya 57.494 ton. Pada kuartal III 2018, produksi nikel tercatat 18.193 ton dari periode sama tahun sebelumnya 20.163 ton.

Sebelumnya Nico mengatakan, produksi kuartal III 2018 berada di bawah rencana sebagai akibat dari akvititas pemeliharaan yang tidak direncanakan untuk mengatasi masalah operasional yang teridentifikasi dan juga memastikan keselamatan operasi. Perseroan pun merevisi target produksi menjadi 75.000 ton pada 2018 dari target sebelumnya pada kuartal II 2018 sebesar 77 ribu ton.

"Kami dapat memajukan jadwal pemeliharaan yang sebelumnya direncanakan pada kuartal IV 2018 menjadi kuartal III 2018 dan tidak berharap aka nada tambahan aktivitas pemeliharaan yang besar hingga akhir tahun," kata dia.

Perseroan pun telah mengeluarkan belanja modal sekitar USD 27,7 juta pada kuartal III 2018 dari posisi kuartal II 2018 sebesar USD 13,3 juta.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya