Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi, Wiranto: Ini Bukan Data dari Langit

Wiranto menegaskan, data yang disampaikannya mengenai perekonomian di era Jokowi valid. Sumber data pun jelas yakni berdasarkan kajian pakar-pakar ekonomi di Tanah Air.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2018, 13:40 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengarak sembilan gubernur dan wakil gubernur hasil Pilkada 2018 untuk dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9). (Liputan6.com/HO/Wan)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto memaparkan capaian kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla atau Jokowi-JK dalam 4 tahun terakhir. Wiranto bangga di tengah kondisi ekonomi global yang melemah, ekonomi Indonesia tumbuh di atas angka 5 persen.

"Ngomongin pertumbuhan ekonomi, saat banyak negara pertumbuhan ekonominya minus, Indonesia bertahan di angka 5,1 dan 5,2," ucap Wiranto di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (25/10/2018).

Wiranto menegaskan, data yang disampaikannya valid. Sumber data pun jelas yakni berdasarkan kajian pakar-pakar ekonomi di Tanah Air.

"Ini bukan data dari langit, tapi hasil usaha keras pakar ekonomi kita agar pertumbuhan ekonomi tidak merosot saat krisis di dunia. Ini terus dilakukan dalam kondisi dunia seperti ini pembangunan tetap berjalan," kata Wiranto.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2018 sebesar 5,27 persen. Angka tersebut tumbuh lebih tinggi daripada kuartal I 2018 sebesar 5,06 persen.

Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 juga masih lebih tinggi dibandingkan pada kuartal II 2017 yang sebesar 5,01 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi semester I 2018 tumbuh 5,17 persen.

Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, lanjut Wiranto, pemerintah Jokowi-JK juga tak henti-henti menggenjot pembangunan infrastruktur. Seperti pembangunan jalan, jembatan, bandara, dan tol laut.

"Pembangunan infrastruktur terus berjalan, pembangunan di bidang lain, kesehatan, pendidikan, pariwisata, juga berjalan," papar Wiranto.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Perang Dagang

Presiden Jokowi mengajak para pelaku usaha dalam negeri untuk memanfaatkan peluang dari adanya perang dagang untuk meningkatkan ekspor nasional.

Dia menyatakan, perang dagang bukan hanya menimbulkan risiko, tetapi juga mampu menciptakan peluang.

Oleh sebab itu, peluang ini harus dimanfaatkan dengan baik dengan membuka pasar ekspor lebih luas ke negara-negara yang terlibat dalam perang dagang tersebut.

"Saya ingatkan, ada pertarungan, perang dagang, gunakan perang ini ada peluang, gunakan peluang ini untuk masuk ke pasar yang ditinggalkan oleh yang baru berperang. Ini kesempatan. Ini adalah peluang yang bisa dan harus dipergunakan sebaik mungkin," ujar dia di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/10/2018).

Jokowi mengungkapkan, hingga September 2018, nilai ekspor Indonesia telah meningkat 9,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun kenaikan ini dinilai belum cukup.

"Bahwa ekspor Januari-September 2018 berada USD 122 miliar, tumbuh 9,2 persen dibandingkan 2017 yang lalu. Angka seperti ini harus tahu, artinya semakin tahun ekspor kita lebih baik. Pemerintah terus mendorong. Saya belum tahu insentif apa yang bisa diberikan sehingga pabrik, dunia usaha, industri semua terdorong masuk ke pasar ekspor," kata dia.

Oleh sebab itu, Jokowi berharap para pelaku usaha dalam negeri bisa meningkatkan ekspornya dengan memanfaatkan pasar baru seperti kawasan Asia Selatan dan Afrika.

"Terus perlebar pasar nontradisinal, sekarang banyak sekali Asia Selatan, Afrika yang tidak diurus. Saya ingin dubes, ITPC, Konjen, bekerja keras untuk pasar nontradisional, pasar ASEAN sendiri. Ini peluang besar yang tidak pernah kita urus, mulai kita urus dengan baik. Sehingga ekspor kita benar naik, sehingga terjadi surplus neraca perdagangan," tandas dia.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya