PAN Gunakan Strategi Perang Gerilya untuk Menangkan Pileg

Ketum PAN mengakui kubu koalisi lawannya punya sumber daya lebih besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2018, 15:17 WIB
Ketua Umum DPP PAN, Zulkifli Hasan memberikan keterangan pers saat deklarasi capres-cawapres Prabowo-Sandiaga di Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8). Koalisi Gerindra, PAN dan PKS membawa Prabowo-Sandiaga ke Pilpres 2019. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) terus bekerja keras untuk meraup suara di Pemilu 2019 dan menyukseskan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tak peduli bila capres petahana Joko Widodo punya sumber daya yang lebih hebat.

"Tentu kerja keras itu tidak akan mengingkari hasil. Semakin banyak kerja tentu akan ada hasilnya. Buat kami PAN dimanapun berada, pilihan kami itu tidak banyak, kita harus bekerja keras, sekeras-kerasnya," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (25/10/2018).

"Media-media tidak di kita, juga ada di incumbent, elite-elite juga tidak di kita. Jadi kita tidak ada lagi," sambung dia.

Ketua MPR ini cuma mengandalkan taktik gerilya ke masyarakat untuk memborong suara. Dia yakin PAN bersama koalisi bisa mendapatkan hasil positif.

"Kita kerjanya harus ke rakyat. Memang risikonya capek. Ini masih lelah nih. Kemarin di Lampung 11 acara. Itu taktik kami. Gerilya lah. Perang gerilya," ujar Zulkifli Hasan.

 


Evaluasi Survei

Pria yang beken disapa Zulhas tersebut selalu mengevaluasi bila ada hasil survei yang menyebut elektabilitas PAN masih minim. Menurut Zulhas, survei bukan acuan utama. Dia lebih yakin dengan analisis di lapangan.

"Contohnya survei di Jateng 8 persen jadi 43 persen, Jawa Barat 5 persen jadi 30 persen. Tapi apapun itu penting untuk kita evaluasi. maka saya keliling terus, kerja terus," tandas Zulhas.

 

Reporter: Sania Mashabi 

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya