Liputan6.com, Guangdong - Terletak di Kota Dongguan, Guangdong, Tiongkok berdiri pabrik perusahaan Oppo. Pabrik ini merupakan pusat dibuatnya telepon genggam Oppo dari bahan dasar hingga berwujud smartphone yang siap pakai.
Berdiri di atas lahan seluas 200 ribu hektare, pabrik ini mempekerjakan 10 ribu orang. Pabrik Oppo di Dongguan ini mulai beroperasi pada tahun 2004 dan mulai dikembangkan pada 2015.
Baca Juga
Advertisement
Lalu, bagaimana sebuah smartphone Oppo bisa sampai ke tangan konsumen? Tekno Liputan6.com mendapat kesempatan menyambangi pabrik dan melihat proses produksi smartphone Oppo.
Sampai di kawasan pabrik, pengunjung harus melewati beberapa lapis pengamanan. Layaknya masuk pabrik, baik pekerja maupun pengunjung diwajibkan menggunakan pakaian khusus disertai topi dan pelapis sepatu.
Pengunjung akan masuk ke sebuah bilik untuk disemprot udara guna membersihkan kuman-kuman yang menempel di pakaian.
Ruang pertama yang dimasuki adalah ruang produksi motherboard. Jangan kaget, karena pemandangan seperti pabrik-pabrik pada umumnya, yang penuh pekerja-pekerja tidak akan dijumpai di pabrik Oppo Tiongkok.
Di ruangan ini hanya terlihat mesin-mesin berbaris rapi dengan beberapa pekerja yang sibuk mencatat laporan.
"Bedanya pabrik di China dan Indonesia itu, di China yang mengerjakan mesin, di Indonesia masih banyak pekerjanya," ujar PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto ketika mengunjungi pabrik Oppo, Kamis (25/10/2018).
Proses Pencetakan Motherboard
Proses produksi pertama yakni mencetak motherboard. Papan-papan dibuat alur sesuai dengan cetakannya. Kemudian, dipasanglah komponen-komponen, termasuk penyangga sim card.
"Pembuatan motherboard ini tidak ada di Indonesia. Di Indonesia, tinggal merakit, motherboard-nya dikirim dari pabrik China. Pabrik di China ini yang buat dari raw material hingga jadi," Aryo menjelaskan.
Kemudian, pembuatan mesin atas smartphone. Menurut Aryo, smartphone Oppo memiliki dua mesin, yakni mesin atas dan bawah.
Mesin atas berkaitan dengan kamera dan antena, sedangkan mesin bawah berkaitan sim card, charger, mic, speaker, chip audio, jack, dan lain-lain.
"Setelah itu dilakukan pengetesan. Ada tes motherboard, wifi, dan power. Yang baik akan lolos, sementara yang gagal akan dibuang," Aryo menjelaskan.
Advertisement
Teknologi Tahan Banting
Ruangan kedua terletak di lantai dua. Kali ini jumlah pekerja yang dilihat cukup banyak. Mereka melakukan pengetesan kekuatan beberapa smartphone yang sudah dirakit.
"Gedubrak!", bunyi bilik pertama yang Tekno Liputan6.com kunjungi. Apa itu? Rupanya smartphone Oppo sedang dites kekuatannya. Sejumlah smartphone akan dibanting dari ketinggian 1,5 meter di berbagai sisi. Kemudian, akan dilihat bodi smartphone, apakah ada kerusakan atau tidak.
Tidak hanya dibanting dari ketinggian, smartphone akan diguling-gulingkan dalam sebuah alat. Kemudian dicek kembali struktur dan fungsinya.
Setelah lolos tes pertama, smartphone akan masuk ke tes kedua. Masih terkait kekuatan, smartphone akan dibanting kembali dari jarak 10cm berkali-kali.
Kemudian tombol-tombolnya juga ditekan berkali-kali. Dan yang mengejutkan, smartphone ini akan diplintir. Bukan seperti memeras baju hingga 360 derajat, tetapi dengan gerakan yang sama dalam kondisi derajat tertentu.
Tidak hanya smartphone yang melalui proses pengetesan, tetapi juga ada tes untuk USB dan headset di bilik kedua ini.
Smartphone Disiksa dalam Oven dan Lemari Pendingin
Masuk ke bilik ketiga. Pada tembok tertulis "Climate Test". Inilah tes terakhir dalam perjalanan produksi smartphone Oppo. Di dalam bilik ini, terdapat alat seperti oven dan lemari pendingin.
Kali ini smartphone tersebut akan dimasukkan ke dalam lemari itu selama 7 hari. Suhu dalam lemari pendingin minus 40 derajat celsius.
Usai didinginkan selama 7 hari, smartphone dikeluarkan dan langsung dimasukkan ke dalam lemari pemanas bersuhu 85 derajat celsius juga selama 7 hari. Wow, meriang enggak sih tuh smartphone?
Untuk smartphone yang 'meriang' maka dinyatakan gagal. Sementara yang baik akan lolos dan siap didistribusikan kepada masyarakat.
"Jadi smartphone yang dites ini sampel, misal dalam satu lini produksi smartphone, maka diambil satu. Ada 100 smartphone yang dites setiap hari dari 100 lines produksi. Kalau lolos ya dijual, kalau tidak, sampel dan smartphone yang satu line bersama sampel akan ditarik karena dianggap gagal," Aryo menandaskan.
Usai lolos proses produksi, smartphone Oppo dikemas dan siap didistribusikan ke pasar lokal maupun internasional.
(Ramdania El Hida/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Advertisement