Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah pertemuan ke-5 Our Ocean Conference (OOC) 2018 di Bali pada 29-30 Oktober. Acara ini diselenggarakan bersama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu).
Pada konferensi yang dihadiri oleh setidaknya 70 negara, 38 organisasi internasional dan 290 lembaga swadaya, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menunjukkan kepemimpinan pada isu-isu seputar kelautan.
"Kita akan menegaskan kepemimpinan dengan negara-negara kepulaan yang memiliki kesamaan visi dan situasi terhadap berbagai tantangan seputar isu kelautan," kata Direktur Pembangunan, Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri RI Muhsin Syihab di Jakarta, Kamis (25/10/2018).
Baca Juga
Advertisement
"Konferensi OOC ini akan menjadi sebuah medium bagi seluruh pemangku kepentingan untuk menunjukkan komitmen nyata dan terukur terhadap enam area kerjasama meliputi: perlindungan laut, perikanan yang berkelanjutan, polusi laut, dampak perubahan iklim pda laut, blue economy (ekonomi yang berorientasi pada kelautan) dan keamanan maritim," tambahnya.
Sebagai bukti kepemimpinan Indonesia, Muhsin menambahkan bahwa pemerintah akan mendorong peninjauan terhadap hampir sekitar 600 mekanisme dan komitmen seputar enam area kerjasama isu kelautan tersebut.
"Saat ini baru ada sekitar 160 mekanisme dan komitmen seputar isu kelautan yang dianggap sudah tercapai. Nanti, kita usahakan agar seluruhnya bisa terpenuhi," kata Muhsin.
Indonesia sendiri ingin secara konkret berupaya mencapai komitmen tentang pengurangan 70 persen sampah di laut hingga 2025 serta penyempurnaan konservasi wilayah 20 juta hektar laut sampai 2020 pada Our Ocean Conference 2018 nanti.
"Kita telah menyiapkan beberapa regulatory framework, peraturan presiden, dan beberapa rencana aksi nasional untuk proyeksi pencapaian pada 2025," kata Muhsin.
Simak video pilihan berikut:
Duet Maut KKP dan Kemlu RI
Mengomentari soal penyelenggaraan Our Ocean Conference 2018, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa perhelatan itu merupakan duet maut antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Luar Negeri RI dalam menyikapi berbagai isu dan permasalahan seputar laut.
"Ini duet maut antara KKP dan Kemlu. Negara-negara lain itu takut kalau mau ganggu sovereignity kita. Apalagi negara di Asia Tenggara takut dengan Ibu Menlu. Ini duet maut beneran. Kita akan terus upayakan supaya Indonesia tidak jadi negara terbelakang," tutur Menteri Susi di Gedung KKP, Rabu 17 Oktober 2018.
Mulai dari sampah plastik, hingga isu pengawasan laut negara-negara di dunia akan menjadi bahasan rangkaian kegiatan OCC 2018. Menlu RI Retno Marsudi menjelaskan, Indonesia telah sampai pada tahap akhir untuk persiapan OOC sebagai tuan rumah.
"Bedanya untuk conference ini bukan hanya intergovermental saja tapi akan diikuti oleh multishareholder, semua terlibat. Dan bukan hanya agreement atau MoU yang dihasilkan tapi komitmen konkret negara peserta bagaimana memajukan isu ocean. Keywords-nya adalah komitmen konkret," jelas dia.
Advertisement