Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengisyaratkan akan memberi subsidi bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Hal ini diutarakan Jokowi saat membuka Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke-30 di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (25/10/2018).
Menurut Jokowi, hal ini sengaja dilakukan sebagai upaya pemerintah mencarikan solusi untuk mengatasi defisit BPJS dari tahun ke tahun.
Advertisement
"Subsidi Bahan Bakar Minyak dan energi pernah capai Rp 340 triliun, masa untuk kesehatan tidak diberikan. Kira-kira seperti itu," kata Jokowi di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (25/10/2018)
Jokowi menegaskan perlu perbaikan sistem dan manajemen BPJS Kesehatan. Dia mengaku heran sejak lembaga tersebut lahir empat tahun lalu hingga saat ini, sistemnya belum berjalan baik.
Padahal, kata Jokowi, layanan kesehatan serupa juga pernah ia terapkan sewaktu jadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Oleh sebab itu, dia akan berbicara kembali dengan Direktur Utama BPJS Kesehatan Fahmi Idris, juga dengan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Ilham Oetama Marsis.
"Nanti kami benahi, masalah manajemen, masalah rujukan," ucap Jokowi.
Rincian Belanja BPJS
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga merinci belanja BPJS selama 2017. Misalnya pada penanganan penyakit jantung, BPJS mendapat dana tagihan dari seluruh rumah sakit mencapai Rp 9,2 triliun.
Kemudian untuk penyakit kanker sebesar Rp 3 triliun, gagal ginjal dan stroke sebesar Rp 2,2 triliun. Sedangkan untuk nonkatastropik terdiri dari klaim operasi katarak sebesar Rp 2,6 triliun dan fisioterapi dan rehab mencapai Rp 965 miliar.
"Betapa angka ini perlu kami cermati betul," tambah Jokowi.
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement