Kecurigaan Mendagri Sebelum Bupati Cirebon Terjaring OTT KPK

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyayangkan tertangkapnya Bupati Cirebon dalam operasi tangkap tangan KPK.

oleh Mevi Linawati diperbarui 26 Okt 2018, 08:18 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan aktivis dari Komunitas Peduli Anti Korpusi menggelar syukuran di Kantor Bupati Cirebon, Kamis sore, pasca tertangkapnya Bupati Sunjaya Purwadisastra. Massa juga membawa ratusan koin uang receh untuk ditaburkan sebagai simbol rendahnya moral bupati dalam menjalankan roda pemerintahan.

Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Jumat (26/10/2018), massa pun berebut uang receh sebagai simbol keserakahan. Seorang pegawai negeri sipil yang bertugas di Puskesmas Kalimaro, Kecamatan Gebang, Cirebon, ada di antara para aktivis.

PNS ini merasa menjadi korban kezaliman bupati setelah dimutasi ke tempat yang jauh lantaran berusaha membongkar praktik korupsi penerimaan tenaga honorer.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyayangkan tertangkapnya Bupati Cirebon dalam operasi tangkap tangan KPK. Dia mengaku curiga, karena beberapa hari sebelum tertangkap, Sunjaya kerap meneleponnya untuk melaporkan pergantian SKPD.

"Jujur saya curiga, 5 hari terakhir ini Pak Bupati ini telepon saya terus terkait dengan pergantian SKPD," kata Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku sangat prihatin dengan kembali ditangkapnya kepala daerah di Jawa Barat. Dalam sepekan ini, dua kepala daerah yakni Bupati Bekasi Neneng Hasanah dan Bupati Cirebon Sunjaya yang ditangkap KPK.

"Ini adalah sebuah pelajaran. Sekali lagi saya mengingatkan kepada kepala daerah, kepada ASN, jangan ada niat mencari kekayaan," ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Sunjaya yang baru terpilih kembali sebagai bupati Cirebon periode kedua merupakan kepala daerah ke 100 yang diciduk KPK. (Rio Audhitama Sihombing) 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya