KAI Tertibkan Bangunan Liar di Jalur Kereta Stasiun Kampung Bandan-Angke

Penertiban bangunann liar dilakukan guna menjaga ketertiban dan keamanan perjalanan kereta api.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Okt 2018, 09:30 WIB
PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui DAOP 1 Jakarta menertibkan bangunan di sepanjang jalur Kereta Api (KA) antara Stasiun Kampung Badan dan Stasiun Angke. Dok KAI

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui DAOP 1 Jakarta menertibkan bangunan di sepanjang jalur Kereta Api (KA) antara Stasiun Kampung Badan dan Stasiun Angke. Penertiban tepatnya berada di KM. 0+200 s/d KM. 3+400 pada Kamis, 25 Oktober 2018.

Penertiban ini dilakukan guna menjaga ketertiban dan keamanan perjalanan kereta api dan menghilangkan semua potensi yang dapat menimbulkan gangguan/kerusakan sarana dan prasarana perkeretapaian yang membahayakan operasional perjalanan kereta api.

Adapun obyek yang ditertibkan antara Stasiun Kampung Bandan dan Angke berjumlah 165 bangunan permanen dan semi permanen.

"Sebelum melakukan penertiban, PT KAI Daop 1 Jakarta telah melakukan sosialisasi kepada ke-165 pemilik bangunan untuk membongkar bangunannya sendiri," kata Deputy Executive Vice President Daerah Operasi 1 Jakarta Ari Soepriadi dalam keterangannya, Jumat (26/10/2018).

Setelah itu, dilanjutkan dengan memberikan surat pemberitahuan pertama untuk mengosongkan bangunan tertanggal 27 September 2018. Kemudian surat pemberitahuan kedua tertanggal 08 Oktober 2018, surat pemberitahuan ketiga tertanggal 15 Oktober 2018 dan terakhir melakukan koordinasi dengan TNI, POLRI, Kecamatan dan Kelurahan pada 22 Oktober 2018.

“Hal ini penting untuk dilaksanakan, karena berkaitan dengan keselamatan perjalanan kereta api di mana kanan kiri sepanjang jalur KA harus steril. Jarak pandang masinis tidak boleh terganggu, untuk melihat jalur, sinyal, dan papan rambu lainnya,” tambah Ari.

Ari menambahkan, guna melancarkan kegiatan penertiban ini, PT KAI Daop 1 Jakarta menurunkan 180 personel, yang terdiri dari 100 personel internal dan 80 eksternal. (Polsek, Koramil, Satpol PP, dan PPSU Tambora, Penjaringan, Pademangan, Taman Sari)


1,2 Juta Orang Bakal Naik KRL di 2019

Stasiun Prupuk, Tegal kembali beroperasi. (Foto: Liputan6.com/PT KAI Daop 5 PWT/Muhamad Ridlo)

Akhir tahun 2018 ini, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan berencana untuk mengoperasikan enam stasiun yang telah dimodernisasi serta satu dipo baru, yaitu Dipo Cipinang.

Adapun enam stasiun modernisasi tersebut terdiri atas lima stasiun modernisasi, yaitu Stasiun Klender, Stasiun Buaran, Stasiun Klender Baru, Stasiun Cakung dan Stasiun Kranji pada lintas Manggarai – Bekasi dan satu stasiun di lintas Tanahabang – Rangkasbitung, yaitu Stasiun Citeras.

Selain pengoperasian stasiun dan dipo, pada lintas Tanah Abang – Rangkasbitung juga akan dioperasikan double track dan elektrifikasi di segmen Maja–Rangkasbitung. Sedangkan pada lintas Manggarai-Bekasi direncanakan juga beroperasi double-double track segmen Jatinegara – Kranji.

"Pengoperasian berbagai prasarana kereta api di area Jabotabek dan Banten ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lintas perjalanan KA pada lintas tersebut di atas," kata Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri dalam keterangannya, Selasa (23/10/2018).

Khusus pada pembangunan double-double track lintas Manggarai-Bekasi yang rencananya akan diperpanjang hingga Cikarang, bertujuan untuk antara lain: memisahkan jalur ganda kereta jarak jauh dan kereta api commuter; menghindari susulan perjalanan kereta api jarak jauh dan KRL, dan peningkatan pelayanan melalui penambahan kapasitas jalur.

Dengan begitu, frekuensi kereta api jarak jauh dan KA Komuter bertambah, terutama dalam rangka peningkatan jumlah penumpang untuk target 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2019; meningkatkan kapasitas lintas kereta api Jabodetabek; memperlancar angkutan kereta api melalui pemisahan jalur operasi jalur utama jawa (main line) dan jalur commuter (KRL) dan peningkatan keselamatan.

"Selain itu, Pemerintah juga berencana untuk mengembangkan Stasiun Manggarai. Pembangunan Stasiun Manggarai akan dibangun menjadi dua tingkat untuk memisahkan jalur kereta api, yaitu antara kereta api jarak jauh, kereta api commuter jabodetabek dan kereta api commuter bandara," tambah Zulfikri.

Stasiun Manggarai juga akan dibangun sebanyak 3 lantai. Dimana lantai 1 terdiri dari jalur KA Bekasi line 4 jalur, KA Bandara 4 jalur, peron 12 stamformasi, lantai 2 terdiri dari layanan penumpang luas lantai kurang lebih 9.108 m2, kapasitas kurang lebih 17.800 orang dilengkapi lift dan escalator serta lantai 3 terdiri dari jalur KA main line 6 jalur dan Bogor line 4 jalur, peron 12 stamformasi.

Stasiun ini akan menjadi perhentian terakhir untuk perjalanan kerata api jarak jauh.Dibangun dengan konsep ecogreen, bangunan stasiun tersebut lebih hemat dalam penggunaan listrik karena dibatasinya penggunaaan fasilitas pendingin udara pada stasiun-stasiun tersebut.

Stasiun yang ada dibangun 2 lantai serta dilengkapi dengan fasilitas lift dan eskalator untuk mengakomodir masyarakat yang berkebutuhan khusus, seperti lansia, difabel, ibu dalam kondisi hamil maupun anak-anak.

Selain itu, stasiun juga diperlengkapi dengan ruang menyusui, mushola, ruang kesehatan dan toilet yang modern."Pemerintah juga telah memperpanjang peron-peron yang ada di masing-masing stasiun modern tersebut guna mengakomodir rangkaian panjang KRL (12 kereta). Perpanjangan peron ini juga dilakukan untuk mengakomodir lonjakan penumpang KA karena pertumbuhan perumahan baru yang berada di sepanjang jalur KA," Zulfikri menjelaskan.

Dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan dari modernisasi stasiun tersebut, Pemerintah berharap animo masyarakat untuk memilih kereta api ketika melakukan perjalanan akan terus meningkat, sehingga target penumpang yang terlayani KRL pada tahun 2019 sebesar 1,2 juta penumpang dapat terealisasikan.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya