BEI Dorong Bank Daerah Melantai di Bursa

Baru ada 11 bank daerah yang masuk ke pasar modal, dan hanya tiga di antaranya yang menjadi perusahaan go public.

oleh Merdeka.com diperbarui 26 Okt 2018, 11:30 WIB
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) ingin semakin banyak perusahaan melakukan pencatatan saham atau initial public offering (IPO) di bursa. Kesempatan ini juga diharapkan mampu digunakan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Direktur Penilaian Perusahan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia, berharap akselerasi pertumbuhan Bank Daerah bisa didorong melalui penawaran umum. Sebab, Bank Daerah memiliki peran penting yang merupakan motor perkembangan pembangunan dan dunia usaha.

"Ini upaya bursa dan SRO (Self Regulatory Organization) agar BPD mengetahui pasar modal untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. BPD punya peran penting, merupakan motor perkembangan pembangunan dan dunia usaha," ujar Nyoman di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat (26/10).

Nyoman mengatakan, suntikan modal ke Bank Daerahcenderung terbatas sementara besaran pembiayaan terus meningkat. Menyikapi hal ini, BPD harus lebih agresif memanfaatkan pasar modal sebagai solusi pembiayaan.

 


Baru 3 yang Tercatat

Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat ini telah ada 665 perusahaan yang tercatat memanfaatkan pendanaan pasar modal. Sedangkan dari Bank Daerah, baru ada 11 perusahaan yang masuk ke pasar modal, dan hanya tiga di antaranya yang menjadi perusahaan go public.

"Ada 11 perusahaan tercatat yang merupakan BPD. 11 itu 8 menerbitkan obligasi, 2 saham, 1 saham dan obligasi. Kami optimis dengan dukungan yang baik akan lebih baik lagi. Dengan go public mendapat pendanaan, kami berharap kegiatanya bermanfaat," jelas Nyoman.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pembangunan Bank Daerah (Asbanda) Kresno Sediarsi mengatakan, Bank Daerah berkomitmen untuk bertransformasi guna memperkuat kelembagaan dan struktural. Salah satunya dengan memperoleh permodalan melalui cara alternatif yaitu skema IPO.

"Kenapa kita harus menjual saham ke publik? Ini adalah bukan semata-mata mengembangkan BPD tapi memperkuat perekonomian Indonesia. BPD bukan suatu lembaga keuangan yang kecil," pungkasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya