Kualitas SDM PLN Dapat Pengakuan Internasional

PLN meraih statement of compliance ISO 10667-2:201 melalui PLN Corporate University Unit Pelaksana Assessment Center (UPAC).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Okt 2018, 14:00 WIB
PLN berhasil perbaiki 7 Gardu Induk yang ada di Palu, Sigi dan Donggala. Dok: PLN

Liputan6.com, Jakarta - Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) PT PLN (Persero) sudah sesuai dengan standar internasional. Hal tersebut usai diraihnya statement of compliance ISO 10667-2:201 melalui PLN Corporate University Unit Pelaksana Assessment Center (UPAC).

Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali mengatakan, dengan diraihnya standar internasional ISO 10667-2:2011 dalam bidang asesmen pegawai, dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini akan berdampak positif pada pelayanan PLN‎ ke depan.

ISO 10667-2:2011‎ merupakan standar internasional dalam pelaksanaan kegiatan asesmen yang mengatur mengenai prosedur dan metode untuk mengakses sumber daya manusia dalam konteks pekerjaan dan organisasi.

"Assement center yang sudah setara dengan standar internasional, bermanfaat untuk menyiapkan PLN ke depan," kata Ali, saat menerima standar ISO 10667-22:2011, di Pusdiklat PLN, Jakarta, Jumat (26/10/2018).

Ali mengungkapkan, PLN menjadi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertama ‎yang mendapat standar internasional dalam bidang asesmen. Standar tersebut diberikan oleh perusahaan asesor asal Inggris PT Lloyds Register Indonesia.

"Ini adalah yang membanggakan bagi kami, karena PLN UPAC yang berperan sebagai konsultan internal asesmen telah menjamin hasil yang berkualitas dengan penerapan standar asesmen sesuai ISO 10667-2:2011," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perlu Proses Panjang

Petugas PLN memperbaiki jaringan listrik di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/10). Sekitar 40 persen kondisi listrik di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), telah pulih. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Menurut Ali, untuk memperoleh standar internasional membutuhkan proses panjang, pihaknya harus melakukan penyesuaian sistem dan pegawai dengan standar internasional. Kemudian harus melakukan verifikasi dan presentasi ke asesor di Inggris.

"Kami telah mempersiapkan hal ini sejak akhir tahun lalu, dengan meninjau kembali standar operasional prosedur, serta memberikan pelatihan kepada seluruh pagawai untuk memastikan mereka komit mematuhi standar internasional ini," tandasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya