Intip Kinerja BUMN Selama 4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

Bagaimana kinerja BUMN selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK?

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Okt 2018, 18:15 WIB
Petugas menata tumpukan uang kertas di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Jakarta, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) atau disebut Jokowi-JK telah memimpin RI selama empat tahun. Lalu bagaimana kinerja BUMN selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK? Laba BUMN membukukan kinerja positif.

Dikutip Liputan6.com dari data 4 Tahun Kinerja BUMN di bawah pimpinan Rini M Soemarno kinerja laba ini menjadi wujud nyata dari peningkatan peran dan daya saing BUMN sebagai pilar pembangunan ekonomi, seperti ditulis Jumat (26/10/2018).

Dari sisi aset, 143 BUMN tercatat memiliki aset pada 2014 hanya Rp 4.577 triliun. Sementara pada 2017 naik menjadi Rp 7.212 triliun. Pada 2018 ini, ditargetkan aset menjadi Rp 7.817 triliun. Dalam hal ekuitas, pada 2014 masih berada di angka Rp 1.089 triliun. Namun pada 2017 melesat ke angka Rp 2.387 triliun.

Sedangkan pada 2018 ditargetkan Rp 2.563 triliun. Di pos pendapatan, seluruh BUMN pada 2017 mencatatkan Rp 2.208 triliun. Sementara pada 2014 pendapatan masih di angka Rp 1.955 triliun. Pada 2018, Rini menargetkan pendapatan naik menjadi Rp 2.232 triliun.

Peningkatan pendapatan ini juga menjadi penopang laba BUMN yang pada 2017 sebesar Rp 186 triliun, naik jika dibandingkan laba 2014 yang sebesar Rp 148 triliun.

Sementara target laba 143 BUMN di 2018 sebesar Rp 218 triliun. Catatan positif lain, Kementerian BUMN juga memaparkan data bukti meningkatnya kontribusi BUMN untuk pembangunan dan APBN. Kontribusi BUMN untuk pembangunan dilihat dari terus meningkatnya belanja modal (capex) untuk pembangunan.

Pada 2014, belanja modalnya hanya Rp 223 triliun, sedangkan pada 2017 menjadi Rp 349 triliun yang terdiri dari Rp 268 triliun untuk infrastruktur dan Rp 81 triliun untuk non infrastruktur.

Pada 2018, belanja modal telah ditetapkan Rp 563 triliun. Untuk kontribusi terhadap APBN, salah satunya BUMN menyumbang dari sisi pajak. Untuk sumbangan pajak, pada 2014 sebesar Rp 178 triliun dan pada 2017 naik menjadi Rp 211 triliun. Tahun ini, BUMN ditargetkan mampu menyumbang pajak Rp 217 triliun.

 


4 BUMN Masuk Daftar Perusahaan Terbaik di Dunia untuk Bekerja

(Kiri ke kanan) Gubernur BI Perry Warjiyo bersama Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo saat konferensi pers pembukaan Indonesia Investment Forum 2018 di Bali, Selasa (9/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masuk dalam daftar 2.000 perusahaan terbaik di dunia untuk bekerja yang dirilis Forbes. Keempat BUMN tersebut juga tercatat berada di urutan 200 besar.

BUMN dimaksud yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk diperingkat 11, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk diperingkat 112, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di peringkat 157 dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di peringkat 186.

Hasil survei yang dirilis Forbes ini didasarkan pada penilaian 430 ribu pegawai dari seluruh dunia. Para pegawai diminta untuk memberikan nilai pada perusahaan tempat mereka bekerja dan seberapa besar mereka mau merekomendasikan tempat kerja mereka tersebut ke sahabat atau keluarga.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan bahwa pengakuan sekaligus apresiasi dunia internasional terhadap kinerja BUMN tersebut merupakan salah satu bukti keseriusan BUMN untuk selalu mewujudkan visi jangka panjang sebagai penyedia layanan dan memiliki kinerja yang terbaik.

"Peringkat Forbes ini menunjukan bahwa BUMN Indonesia memiliki daya saing yang kuat dengan perusahaan top global lainnya. Kementerian BUMN senantiasa berkomitmen untuk selalu meningkatkan kinerja dan layanan seluruh BUMN. Termasuk juga memperkuat peran BUMN sebagai agen pembangunan," kata Gatot kepada wartawan, Rabu 24 Oktober 2018.

Bank Mandiri yang merupakan BUMN teratas dalam peringkat tersebut tercatat memiliki 38.307 karyawan dengan sales yang tercatat US$ 8,1 miliar dan capital market senilai US$ 24,1 iliar.

Di peringkat 11 dunia, Bank Mandiri mengalahkan perusahaan top global seperti VW, IBM, Mastercard, Netflix, Nestle, Coca-cola, Ferrari sampai Facebook.

Disusul dengan Telkom yang berada di peringkat 112 dunia memiliki pegawai sebanyak 24.065 dengan nilai penjualan mencapai US$ 9,6 miliar dan capital market sebesar US$ 25,8 miliar. Adapun BNI, berada di peringkat 157 dunia memiliki pegawai sebanyak 27.083 dengan nilai penjualan mencapai US$ 4,9 miliar dan capital market sebesar US$ 11,1 miliar.

Terakhir, BRI berada di peringkat 186 dunia memiliki pegawai sebanyak 60.683 dengan nilai penjualan mencapai US$ 9,3 miliar dan capital market sebesar US$ 27,7 miliar.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya