PAN: Demokrasi Harus Mendidik, Jangan Kembali ke Cara Lama

PAN berharap pesta demokrasi lima tahunan bisa santun, sejuk dan teduh.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2018, 07:31 WIB
Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno memberi sambutan pada acara Temu Instruktur Perkaderan Nasional, DPP PAN, Jakarta, (31/1). PAN melakukan penjaringan dini terhadap calon anggota legislatif yang akan maju pada Pileg 2019. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) berharap Tahun Politik bisa dilalui dengan damai, sejuk, dan bermartabat. Hal ini sampaikan Sekjen Partai itu Eddy Soeparno usai Diskusi Publik bertajuk 'Peran Generasi Milenial Menangkal Hoaks' di Warung Upnormal, Bogor, Jumat (26/10/2018).

"PAN ingin kampanye politik dilakukan dengan sejuk, bertarung dengan ide, gagasan yang mencerahkan dan mencerdaskan," ungkap Eddy.

Ia tak menampik tujuan kampanye politik adalah meraup suara sebanyak-banyaknya dari masyarakat. Namun ia menolak PAN terjerumus dengan menghalalkan segala cara.

"Kita berdemokrasi tapi juga harus mendidik. Tunjukkan pada rakyat bahwa demokrasi itu bermanfaat bagi mereka juga, jangan sampai kita kembali kepada cara-cara masa lalu sebelum reformasi," jelasnya.

Dia juga mengatakan, bukan saatnya lagi menggunakan cara-cara lama, apalagi politik uang. Baginya, menyuap rakyat sama saja dengan mencederai demokrasi.

"Saya kira cara-cara menyuap tidak boleh ada lagi, kita tanamkan demokrasi yang santun, sejuk, dan teduh. Janganlah ada caci maki, saling serang antar sesama anak Negeri hanya gara-gara pesta rakyat lima tahunan," tegas dia.

 


Pesan untuk Milenial

Sementara itu, Eddy berpesan kepada generasi milenial. Sebagai pemilik daya nalar yang tajam, tidak seharusnya mereka menelan isu-isu yang berkembang dengan serta merta tanpa mengkaji ulang.

"Selain itu, jika mereka tahu berita itu hoaks, mereka juga harus berani memberitahukan kepada teman-temannya," jelasnya.

Dia juga mengatakan, isu hoaks di tengah masyarakat saat ini terindikasi sengaja dibuat oleh orang-orang yang menganggap hoaks sebagai industri.

"Pesan hoaks di tengah kita, ada yang sengaja diciptakan bahkan dijadikan industri, untuk itu kita harus menjadi agen pemberangus hoaks dengan cara melek literasi," ungkapnya.

Reporter: Randy Ferdi Firdaus

Saksikan video pilihan di bawah ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya