Liputan6.com, Jakarta - Sadis, mungkin itu yang akan terlontar dari mulut seseorang begitu mendengar kabar telah terjadi pembantaian atau pembunuhan pada sebuah keluarga.
Belum lama ini, peristiwa berdarah itu telah terjadi dan menggegerkan Tanah Air. Bagaimana tidak, saat ditemukan kondisi para korban sangat mengenaskan. Ada yang ditembak, dibakar atau terkena sabetan senjata tajam.
Advertisement
Pembunuhan satu keluarga ini terjadi di Makassar, Palembang, Samodir, dan Deli Serdang. Motif di balik pembunuhan sadis tersebut hingga kini masih dalam penyelidikan polisi.
Berikut sejumlah fakta pilu dibalik motif pembunuhan satu keluarga di Tanah Air yang berhasil dikuak:
1. Utang Narkoba
Peristiwa berdarah pertama terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri, anak, dan tiga orang cucu tewas dibakar di dalam rumah di Jalan Tinumbu, Lorong 166 B, Makassar, Senin, 6 Agustus 2018, pukul 03.45 Wita.
Tak perlu waktu lama bagi polisi untuk mengetahui bahwa kebakaran itu merupakan pembunuhan terencana. Saat satu-persatu komplotan pembunuh sadis itu berhasil dibekuk dari berhasil diungkap motif di balik pembunuhan tersebut. Utang narkoba jenis sabu.
"Seluruh pelaku yang sudah diamankan ada 5 orang. Beberapa di antaranya masih buron," kata Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Kapolrestabes) Makassar, Kombes Pol Irwan Anwar , Senin, 13 Agustus 2018.
Ahmad Fahri (25), salah satu korban diketahui memiliki utang narkoba sebesar Rp 10 juta kepada Akbar Daeng Ampu yang berstatus napi kasus pembunuhan dan tengah menjalani hukumannya di Lapas Klas 1 Makassar.
Lewat penagih utang dan empat pelaku lainnya yanng belakangan diketahui bagian dari sindikat narkoba, Akbar meminta uang tersebut.
Zulkifli Amir, salah pelaku yang terlibat dalam aksi pembakaran tersebut mengungkapkan, dia nekat membakar rumah saat korban dan kerabatnya masih di dalam rumah. Karena Fahri berencana kabur ke Kendari dan tidak mau membayar utang narkoba tersebut.
Enam orang pun tewas dalam kebakaran tersebut. Mereka adalah pemilik rumah H Sanusi (70), istrinya Hj Bodeng (65), anak perempuannya Musdalifa (30), serta cucunya Ahmad Fahri (25), Namira Ramadina (21), dan Hijas (2,5).
Advertisement
2. Wanita Idaman Lain (WIL)
Sementara itu, polisi memastikan motif pembunuhan satu keluarga di Palembang, Sumatera Selatan, berawal dari masalah internal keluarga.
Munculnya orang ketiga atau wanita idaman lain (WIL) di tengah-tengah pasangan FR (45) dan istrinya MG (42) diduga menjadi awal masalah hingga berujung pada pembunuhan.
Diduga, MG ingin meminta cerai, karena beberapa kali suaminya ketahuan berhubungan dengan WIL. Namun, FR bersikeras mempertahankan rumah tangganya. Dia bahkan sempat ingin bunuh diri dengan memasukkan pistol ke dalam mulutnya, jika sang istri ingin tetap minta cerai.
Salah satu asisten rumah tangga FR, kerap mendengar kala pasutri itu ribut karena adanya dugaan orang ketiga dalam rumah tangganya.
Sampai pada Rabu dini hari, 24 Oktober 2018, sang asisten rumah tangga menemukan keempat korban tewas secara mengenaskan di kamarnya masing-masing.
Fransiskus Xaverius Ong (45), Margareth Yentin Liana (45) dan kedua anaknya Raffael Fransiskus (18) dan Kathlyn Fransiskus (11), ditemukan tewas bersimbah darah dengan luka tembak di bagian wajah dan kepala.
Polda Sumatera Selatan menyimpulkan kasus kematian satu keluarga di Palembang, murni bunuh diri. Pelaku utamanya adalah Fransiskus Ong yang menembak istri dan dua anaknya.
Hal ini berdasarkan hasil laboratorium forensik, dimana terdapat sisa bekas tembakan pada gagang senjata rakitan dan sidik jari pelaku.
3. Faktor Ekonomi dan Sakit Hati
Kajadian serupa juga terjadi pada satu keluarga di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Pasangan suami istri berinisial JS (32) dan LG (32) beserta dua balitanya berinisial RS (4), dan FIS (2) ditemukan tewas di dalam kamar, Rabu dini hari, 24 Oktober 2018.
Polisi sempat menduga kejadian ini mirip dengan kasus pembunuhan di Palembang. Namun, mendapat penolakan dari keluarga, karena merasa ada orang lain yang ikut terlibat.
Setelah diselidiki dan berdasarkan bukti-bukti di lapangan, polisi memastikan pembunuhan diduga kuat dilakukan JS (30) sendiri, selaku kepala rumah tangga.
Dari hasil keterangan saksi baik dari keluarga korban dan tetangga, hubungan antara JS dan RG tidak harmonis sejak 6 bulan belakangan. Pelaku bekerja sebagai petani tuak, disebut tidak pernah lagi memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya.
"Akibat tidak harmonis, istri dan anaknya sering pergi dan menginap di rumah orangtuanya," jelas Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Tatan Dirsan Atmaja.
Tatan menyebut diduga pelaku JS terlebih dahulu melakukan penganiyaan terhadap istri dan anaknya. Bahkan sang istri meninggal dalam kondisi hamil 6 minggu.
Selanjutnya JS bunuh diri dengan cara menyayat urat nadi tangan kiri menggunakan pisau.
Advertisement
4. Sakit Hati Kerap Diejek
Korban pembunuhan sadis selanjutnya menimpa pada Muhajir, istrinya Suniati dan Muhamad Solihin anaknya yang berusia 12 tahun asal Deli Serdang, Sumatera Utara.
Otak dari pembunuhan tersebut diketahui tetangganya sendiri yang dibantu dua rekannya.
Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto mengungkapkan, pelaku telah merencanakan aksi tersebut dua hari sebelum keluarga Muhajir diculik dan dibunuh, pada 9 Oktober 2018.
Agus Hariadi mengaku sakit hati lantaran korban kerap mengejek bentuk fisik tubuhnya yang tambun.
Jasad sang istri ditemukan terakhir di perairan Laut Batubara, sedangkan suami dan anank bungsunya didapati terlebih dahulu sekitar 30 kilometer dari rumah korban.
Saksikan video pilihan di bawah ini: