BMKG: Curah Hujan Meningkat, Waspada Banjir

Mulyono mengingatkan masyarakat agar lebih waspada akan adanya angin besar pada awal-awal peralihan musim kemarau ke musim hujan, yang akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2018, 10:36 WIB
Awan mendung menggelayut di langit Jakarta, Kamis (1/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan dari sedang hingga tinggi akan terjadi hingga 1 minggu ke depan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat meminta masyarakat untuk waspada terhadap peningkatan hujan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya di wilayah DKI Jakarta.

"Sebetulnya kalau dibilang sudah memasuki musim hujan belum ya, ini baru transisi, baru proses. Kondisinya mengarah dari musim kemarau ke musim hujan. Tapi justru kalau baru awal-awal begini kecenderungannya hujannya lebat dalam jangka waktu tidak panjang. Sebelum hujan diawali hembusan angin yang kuat," kata Deputi Bidang Meteorologi Mulyono R. Prabowo di Jakarta sepeti dikutip dari Antara, Sabtu (10/27/2018).

Mulyono mengingatkan masyarakat agar lebih waspada akan adanya angin besar pada awal-awal peralihan musim kemarau ke musim hujan, yang akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.

"Untuk daerah yang banyak pohon sebaiknya dilakukan 'prunning', atau pengurangan dahan, karena kalau ada hembusan angin kuat bisa berbahaya, bisa mematahkan ranting atau bahkan merobohkan pohon. Selain itu baliho-baliho dan papan reklame yang besar supaya diberi ventilasi udara supaya angin bisa lewat dan," katanya.

Peningkatan curah hujan diperkirakan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat. Itu disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adanya sirkulasi siklonik di sekitar wilayah Sumatera yang menyebabkan terjadinya konsentrasi massa udara di wilayah tersebut. Konsentrasi massa udara ini menyebabkan kondisi udara yang relatif lebih lemab sehingga mendukung pertumbuhan awan hujan. Diprakirakan keadaan itu akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.

Mulyono menjelaskan bahwa aktivitas sirkulasi akan menurun dan digantikan dengan konvergensi angin yang memanjang dari wilayah Sumatera hingga Kalimantan bagian utara. Area pertemuan angin tersebut juga akan mendukung pertumbuhan awan.

Sebaliknya, potensi hujan di wilayah pulau Jawa bagian Timur hingga NTT, Sulawesi, Maluku dan Papua diprakirakan masih cukup minim. Minimnya curah hujan disebabkan oleh dominasi massa udara kering yang terpantau masih terdapat di wilayah tersebut dan pola angin yang cenderung terberai sehingga menghambat pertumbuhan awan-awan hujan.

Sejumlah wilayah yang diprediksi akan mengalami hujan lebat pada 26-28 Oktober 2018 di antaranya adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Sumatera Selatan, Bangka, Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Tengah.

Sedangkan Wilayah yang berpotensi hujan lebat untuk periode 29-31 Oktober 2018, antara lain adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Papua.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Waspada Banjir

Lebih lanjut, Mulyono mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin.

"Khusus untuk Jakarta yang banyak tertutup beton, saat sudah masuk musim hujan, wilayah yang tak tertutup beton akan banyak mendapat limpahan air hujan, masyarakat yang tinggal di di daerah yang biasa jadi lintasan air itu harus hati-hati seperti yang tinggal di bantaran sungai. Jangan lupa juga bersihkan gorong-gorong karena suka menghambat jalannya air," pungkasnya.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya