Liputan6.com, Sumenep Para raja se-Nusantara, bakal berkumpul di Pulau Madura dalam Festival Keraton Nusantara 2018. Event di Sumenep, Madura, bakal digelar 28-30 Oktober.
FKN 2018 merupakan ajang tahunan. Setidaknya 50 istana dari berbagai kesultanan di seluruh Indonesia terlibat di dalamnya. Mereka bakal memamerkan banyak benda suci, kesenian khas hingga seminar budaya dari daerahnya masing-masing.
Advertisement
FKN 2018 akan berisikan pagelaran seni dan budaya bernuansa keraton. Seperti Kirab Agung Prajurit Keraton, Pagelaran Kesenian Keraton, Pagelaran Upacara Adat Keraton, Pagelaran Busana Keraton, Pameran Benda-Benda Pusaka Keraton, Pertemuan Raja atau Sultan Nusantara.
"Penguatan cultural value dari Festival Keraton Nusantara akan memberikan dampak terhadap commercial value. Semua harus menghasilkan kombinasi yang serasi," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Rabu (24/10).
Acara pertemuan para raja dan kesultanan Nusantara ini, bakal diawali dengan Kirab Prajurit Keraton.
Dengan masuknya event ini dalam 100 Wonderful Event Kementerian Pariwisata, Menpar berharap bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Sekaligus mempromosikan banyak kebudayaan yang beragam.
"Memang, pelestarian budaya ini dirasa sangat perlu. Misinya, apalagi kalau bukan untuk mengenalkan adat tradisi dan budaya keraton yang bernilai luhur. Ini juga sekaligus melestarikan benda-benda peninggalan sejarah dan purbakala sebagai aset serta sebagai daya tarik pariwisata," ujar Menpar Arief Yahya
Nantinya, ratusan keluarga kesultanan dan kerajaan bakal melakukan pawai di jalan kota Sumenep. Tentu saja sambil memperkenalkan kebudayaan dan tradisinya masing-masing.
Festival ini dilaksanakan untuk menjaga tali silaturahmi antar keraton. Selain itu, meningkatkan peran sebagai warisan budaya bangsa.
Menpar Arief Yahya menambahkan, FKN bukan hanya memamerkan pada bangunan saja. Pengembangan dan pemanfaatan budaya juga ikut disentuh sehingga ada nilai-nilai yang bermanfaat.
“Peninggalan bangunan kesultanan atau keraton menjadi bagian dari atraksi dan menjadi tarik bagi wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Indonesia. Ini untuk dikenalkan kembali sejarah dan budaya kita. Silahkan datang ke Sumenep sebagai satu-satunya Kabupaten Di Jawa Timur yang masih memiliki peninggalan sejarah keraton. Apalagi keratonnya masih original sesuai dengan aslinya,” paparnya.
Bupati Sumenep A. Busyro Karim mengatakan, penyelenggaraan FKN 2018 bakal berbeda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya. Unsur pariwisata akan lebih menonjol.
“Kami sangat bersyukur dengan ditetapkan Sumenep menjadi tuan rumah di event tahunan ini. Dan kami sudah menyiapkan dengan maksimal. Para tamu dan delegasi juga dipersilakan untuk coba menginap di Pulau Gili Yang. Pulau dengan kadar oksigen terbaik ke dua di dunia,” kata Busyro Karim.
Selain itu, lanjut Bupati, festival ini sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam menyongsong Visit Sumenep Tahun 2018. Sehingga diharapkan berdampak baik bagi perekonomian dan mendongkrak kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumenep.
Selain itu, para seniman, budayawan, sejarawan dan seluruh warga Sumenep bisa memanfaatkannya untuk ajang silaturahmi dan berbagi ilmu.
"Termasuk bagi mahasiswa, dan siswa dari mulai SD sampai SLTA juga bisa ikut belajar, sejarah, budaya dan seni dari seluruh Indonesia," tambahnya.
Sebagai tuan rumah, Sumenep akan menjamu para tamu peserta keraton dan masyarakat luas. Pihaknya akan menyajikan kesenian, benda keraton, situs, kuliner dan objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Sedangkan para undangan keraton/kesultanan akan menyajikan budaya dan kesenian masing-masing.
Di FKN 2018 diawali dengan road show di lima Keraton; yaitu Solo, Medan, Mempawah, Ternate, dan Denpasar. Lalu ditutup dengan acara puncak yang digelar di Sumenep, Pulau Madura.
Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani menambahkan, Indonesia pemilik keraton terbanyak di ASEAN maupun di dunia. Diharapkan keraton sudah saatnya kembali diangkat menjadi satu potensi besar memajukan pariwisata Indonesia.
“Keraton Indonesia jadi yang terbanyak saat ini di dunia. Harusnya bisa jadi sumber ilmu, sumber dan pusat budaya, sumber ekonomi, juga destinasi wisata budaya yang datang ke keraton,” ujar Giri didampingi Kepala Bidang Pemasaran I Regional II (Jawa) Wawan Gunawan.
Wawan Gunawan menambahkan, Kemenpar mengapresiasi penyelenggaraan FKN 2018 di Sumenep. Event ini untuk meningkatkan peran dan fungsi keraton sebagai warisan budaya bangsa serta meningkatkan perekonomian daerah dari sisi pariwisata.
“Keraton sebagai warisan budaya bangsa menjadi aset pariwisata. Sehingga kegiatan FKN 2018 tidak lepas dari kegiatan kepariwisataan. Sumenep sebagai tuan rumah mempunyai kesempatan untuk mempromosikan potensi pariwisatanya. Termasuk 36 event yang dimilikinya,” papar Wawan yang juga Ki Dalang Wayang Ajen ini.
Bagi yang ingin ke Sumenep, ada banyak alternatif cara untuk pergi ke sana. Dari Bandara Juanda, Surabaya, ada pesawat menuju Sumenep yang jadwalnya sehari sekali. Bila milih jalur darat, bisa naik Bis Damri Bandara - Terminal Bungur, lanjut bis AKAS menuju Sumenep.
Soal penginapan, di Sumenep banyak hotel atau penginapan. Harga paling rendah ada yang di bawah Rp 50 ribu. Tapi juga ada hotel kelas Melati yang menawarkan rate Rp 200-Rp300 ribu.
(*)