Liputan6.com, Jakarta Kualitas hidup pasangan suami istri mengalami peningkatan bila dapat melakukan hubungan seks yang disertai dengan orgasme.
Advertisement
Saat orgasme, perasaan jadi lebih menyenangkan karena telah terjadi pelepasangan ketegangan yang disertai dengan kontraksi involunter dan ritmisdari otot-otot dasar panggul.
Namun tidak semua hubungan seks disertai dengan orgasme kedua belah pihak. Baik wanita maupun pria pasti pernah mengalami hal ini. Walaupun mayoritas sering dialami oleh wanita. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal misalnya: kecemasan, stres, obat-obatan, dsb.
Terutama pada wanita, stimulasi yang adekuat dan cukup sebelum penetrasi sangatlah penting untuk mencapai orgasme.
Gangguan Orgasme pada Wanita
Berikut adalah beberapa gangguan orgasme yang terjadi baik pada pria maupun wanita:
Gangguan Orgasme Dalam Medis Pada Wanita
- Anorgasmia primer : Hal ini berarti Anda tidak pernah sama sekali mengalami orgasme
- Anorgasmia sekunder : Ini berarti Anda pernah mengalami orgasme sebelumnya namun sekarang sudah tidak lagi mengalaminya
- Situational anorgasmia : Anda hanya bisa orgasme pada situasi tertentu misalnya oral sex ataupun masturbasi
- Nyeri saat orgasme : Nyeri yang dialami seorang wanita saat orgasme berupa kram perut pada perut bagian bawah sesaat setelah orgasme. Biasanya dialami oleh wanita yang sudah memasuki usia menopause
Advertisement
Gangguan Orgasme pada Pria
Gangguan Orgasme Dalam Medis Pada Pria
- Ejakulasi dini : Ejakulasi dini dapat berarti Anda pula berarti orgasme yang terlalu dini. Walaupun tidak selalu ejakulasi dini berkaitan dengan orgasme. Bisa saja seorang pria mengalami orgasme namun tidak ejakulasi.
- Delayed ejaculation : Berarti ketidakmampuan untuk ejakulasi atau orgasme. Walaupun jarang terjadi, namun seorang pria tidak selalu ia tidak mengalami orgasme. Bisa bersifat situasional. Misalnya ia bisa mencapai orgasme hanya melalui masturbasi bukannya melalui penetrasi vagina.
Penulis : Klik Dokter