Pertama Kali, Sumpah Pemuda dengan Bahasa Isyarat di Pantai Pasir Papua

Ini kegiatan tak biasa karena dilakukan di alam yakni sebuah lokasi di area Pantai Pasir 6, Kabupaten Jayapura. Pemilihan tempat ini karena konsepnya area terbuka dan dapat menyatu dengan alam.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2018, 05:04 WIB
Petugas berjalan melewati ruangan diorama di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Selasa (23/10). Museum ini merupakan lokasi Kongres Pemuda II atau yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Papua - Forum Komunitas Jayapura (FKJ) yang terdiri dari berbagai komunitas di Kota Jayapura dan sekitarnya menggelar upacara Sumpah Pemuda dengan menggunakan bahasa isyarat Indonesia (Bisindo).

Koordinator kegiatan Abdel Gamel Naser mewakili Ketua FKJ Fredy Wanda di Kota Jayapura, Sabtu mengatakan kegiatan tersebut akan digelar di bibir pantai Pasir 6, Kabupaten Jayapura, Papua pada Minggu (28/10/2018) siang.

Kegiatan itu bernama Sumpah Pemuda Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) guna memperingati hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

"Kegiatan ini kami yang inisiasi yang di dalamnya tergabung berbagai komunitas dari berbagai bidang tetapi memiliki satu visi yang sama, yakni memberikan kontribusi yang positif dan demi majuan daerah," katanya.

Hal tersebut, kata dia, dengan menyalurkan berbagai kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi yang baik dengan sesama maupun kepada instansi-instansi lain terkait.

"Ini kegiatan tak biasa karena dilakukan di alam yakni sebuah lokasi di area Pantai Pasir 6, Kabupaten Jayapura. Pemilihan tempat ini karena konsepnya area terbuka dan dapat menyatu dengan alam," katanya.

Gamel mengklaim, acara tersebut sangat unik dan pertama kali dilakukan di Kota Jayapura bahkan Provinsi Papua, yakni pengucapan Sumpah Pemuda dengan menggunakan bahasa isyarat Indonesia atau dikenal Bisindo.

"Kami juga didukung dan dilaksanakan bersama Komunitas Tuli Jayapura (KTJ) yang kita ketahui bahwa komunitas ini baru terbentuk dan juga telah bergabung bersama FKJ," katanya.

Selain pengucapan Sumpah Pemuda tersebut, ada beberapa rangkaian acara yang tidak kalah menarik. Seperti pembacaan puisi dan aksi kreatifitas dari komunitas-komunitas di Kota Jayapura dan sekitarnya.

"Persiapan kami sangat singkat dan dengan dana seadanya, diharapkan kegiatan ini menjadi sebuah sejarah baru yakni kegiatan pengucapan Sumpah Pemuda Bisindo di Kota Jayapura," katanya.

Menurut ayahanda dari Aurora ini, ada pesan yang ingin disampaikan kepada warga Kota Jayapura dan Papua, khususnya kepada kaum muda bahwa berbuatlah sesuatu yang terbaik untuk diri sendiri dan negerimu, tidak menunggu pihak lain untuk melakukan hal yang positif dan besar.

"Pesan tersendiri dari acara ini adalah kita dan teman-teman yang memiliki keterbatasan dapat membuktikan bahwa 'kitorang ada, kitorang bisa, dan kitorang tra kosong'," katanya.

Suami dari Dani Rose ini berharap masyarakat luas bisa memahami dan mengetahui tentang Bisindo, sehingga rekan-rekan yang memiliki keterbatasan bisa berkomunikasi dengan semua orang dan bisa mendapatkan hak yang sama seperti orang lainnya.

"Kami juga ingin mensosialisasikan Sumpah Pemuda Bisindo, agar mereka yang memiliki keterbatasan tidak merasa sendiri dan dihargai," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya