Liputan6.com, Jakarta - Sutradara bertangan dingin, Joko Anwar dipercaya menggarap film aksi, Gundala. Seperti diketahui, film ini merupakan adaptasi dari komik fenomenal karya Hasmi berjudul Gundala Putra Petir.
Meski memiliki banyak karya masterpiece di dunia perfilman, Joko Anwar tetap menghadapi tantangan besar saat menggarap film Gundala. Pertama, adalah bagaimana cara mengemas cerita era 1960-an menjadi kekinian.
"Sensibilitasnya harus cocok dengan society zaman sekarang. Karena kalau kita plek ketiplek dari zaman dulu enggak bisa, harus di-upgrade," kata Joko Anwar, di Jakarta Convention Center, Senayan, Minggu (28/10/2018).
"Itu juga yang saya lakukan di film saya sebelumnya seperti Pengabdi Setan. Sehingga penonton zaman sekarang bisa related dengan ceritanya," ujar Joko Anwar menyambung pernyataan.
Baca Juga
Advertisement
Sulitnya Menulis Skenario
Selain sebagai sutradara, Joko Anwar juga terlibat dalam pembuatan skenario. Diakuinya, proses penulisan skenario Gundala memiliki tingkat kesulitan tinggi keteimbang film lain yang pernah ia kerjakan sebelumnya.
"Sangat susah sampai nulis harus dalam kondisi sangat tenang. Kalau enggak di museum saya nulis di kuburan. Setelah empat bulan akhirnya jadi skenario Gundala," ia menjelaskan.
Advertisement
Abimana sebagai Gundala
Sementara itu, Abimana Aryasatya secara resmi diperkenalkan sebagai Sancaka. Penggemar komiknya tentu tahu bahwa Sancaka merupakan nama asli dari tokoh ikonis Gundala. Diakui Joko Anwar, nama Abimana Aryasatya sudah tercetus sejak proses pra produksi.
"Harus ada proses dan kita bikin audisi juga, casting juga ya. Dan yang terpilih itu tetap pada pilihan pertama si Abimana. Karena memang dia yang paling tepat," paparnya.
Selain Abimana Aryasatya, film ini juga dibintangi oleh Rio Dewanto juga Tara Basro. Gundala rencananya akan tayang pada pertengahan 2019.