Liputan6.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-19 urung mewujudkan mimpi tampil di Piala Dunia U-20 2019. Itu karena mereka menelan kekalahan 0-2 dari Jepang pada babak 8 besar Piala AFC U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (28/10/2018).
Jepang membuka keunggulan atas Timnas Indonesia U-19 di menit ke-40 lewat tendangan jarak jauh Shunki Higashi. Selanjutnya, Jepang sukses menambah keunggulan lewat gol Taisei Miyashiro di menit ke-70.
Baca Juga
Advertisement
Hasil itu membuat Timnas Indonesia U-19 gagal memenuhi syarat untuk mendapatkan jatah satu tiket Piala Dunia U-20. Pasalnya, setiap tim Asia yang ingin mendapatkannya minimal harus menembus semifinal Piala AFC U-19.
Namun, kekalahan itu tak kunjung membuat Timnas Indonesia U-19 patah semangat. Faktanya, pelatih Indra Sjafri menyebut pertandingan itu jadi bukti bahwa sepak bola Indonesia tidak tertinggal jauh dari negara-negara besar Asia.
"Pertama, dengan berakhirnya laga tadi, 2 x 45 menit, saya semakin yakin sepak bola Indonesia tidak tertinggal dengan negara-negara lain. Ketiga, ada hal-hal yang harus diperbaiki di tim ini," ujar Indra Sjafri di ruang konferensi pers SUGBK.
"Ketiga, saya berterima kasih kepada suporter yang hadir memenuhi stadion ini. Keempat, terima kasih dan respek saya untuk semua pemain. Dari laga pertama hingga tadi, mereka menunjukkan kualitas bahwa mereka layak bersaing di level Asia," ia menambahkan.
Tampil Kompetitif
Indra Sjafri melihat pemain Timnas Indonesia U-19 telah menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Bahkan, Indonesia bisa memaksa Jepang tak bermain sesuai dengan pola yang mereka inginkan.
"Sepak bola tentu ada kalah ada menang. Tapi saya yakin bahwa level sepak bola Indonesia dengan Jepang atau negara lain, saya pikir cukup kompetitif. Dalam laga seperti tadi, error yang dilakukan sedikit saja bisa menghasilkan gol," tutur mantan pelatih Bali United itu.
Meski pada akhirnya tersingkir, suporter yang memenuhi SUGBK tetap mengapresiasi perjuangan Witan Sulaiman dan kawan-kawan. Pasalnya, melaju ke 8 besar saja sudah jadi catatan tersendiri, yakni yang pertama setelah 40 tahun.
Advertisement