Presiden PKS Minta Kader yang Mundur Tak Bikin Gaduh

Sohibul mengatakan, jumlah pengurus dan kader PKS yang bergejolak di daerah tidak banyak. Sehingga, tidak mempengaruhi kesolidan partai mendukung Prabowo-Sandi.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2018, 07:38 WIB
Presiden PKS, Sohibul Iman memberikan keterangan pers saat deklarasi capres cawapres Prabowo - Sandiaga di Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8). Koalisi Gerindra, PAN dan PKS membawa Prabowo-Sandiaga ke Pilpres 2019. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohammad Sohibul Iman meminta kader partai yang mengundurkan diri dari kepengurusan di daerah tidak membuat kegaduhan. Dia juga berharap, mereka yang hengkang lebih bahagia di tempat lain.

"Tapi tolong kalau sudah tidak betah jangan kemudian membuat kegaduhan. Kalau niatnya baik jangan gaduh, toh kita juga tidak memaksa," ujar Sohibul di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu 28 Oktober 2018.

Dia mengaku tidak tahu persis alasan mereka keluar. Namun, pada dasarnya berpartai atau berorganisasi sesuatu yang sukarela dan sesuai dengan minat.

"Jadi kalau memang mau bergabung dengan PKS ya kita terima, kalau di PKS sudah merasa tidak bahagia, mencari yang lain ya silakan juga," ungkapnya.

Dia mengatakan, jumlah pengurus dan kader PKS yang bergejolak di daerah tidak banyak. Sehingga, tidak mempengaruhi kesolidan partai, termasuk dalam pemenangan pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.

"Solid, insyaallah. Kemarin ditanyakan setengah hati dengan Pak Prabowo, enggak setengah, hati tapi dua hati," ucap Sohibul.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


80 Kader Mundur

Sebelumnya, 80 kader dan pengurus mengundurkan diri dari kepengurusan Kabupaten Banyumas. Alasannya karena mereka diharuskan menandatangani pakta integritas loyalitas terhadap partai.

Pengurus DPD PKS di Bali juga mengundurkan diri. Pengunduran diri massal ini imbas dari dilantiknya pengurus baru yang ditunjuk oleh DPP PKS.

Ketua DPW PKS Provinsi Bali demisioner, Mudjiono menjelaskan, hal ini bermula dari penggantian jajaran Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW) PKS Provinsi Bali pada tanggal 27 September 2018 yang dilaksanakan tidak dengan prosedur kepartaian, tanpa musyawarah dan dilakukan pada detik setelah kelolosan PKS sebagai kontestan pemilu 2019.

Pengunduran diri itu terungkap saat Wakil Ketua DPR sekaligus Politikus PKS yang sedang berseteru dengan Presiden PKS Mohammad Sohibul Iman, Fahri Hamzah mengunggah foto kader PKS melepas jaket kebanggaan sebagai kader.

"Tuan @msi_sohibuliman mengapa merusak partai kami? Saya baru terima foto-foto pengunduran diri pengurai berat di propinsi bali, mereka buka baju dan jaket partai semuanya. Apa yang terjadi? Dusta bersih ini? #SavePKS," tulis Fahri dalam akun Twitternya yang telah mengizinkanmerdeka.com untuk mengutip

 

Reporter: Sania Mashabi

Sumber: Merdeka.com

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya